Tuesday 17 October 2017

Pa..Hari Ini Aku Memimpikan Tentang Mu...


Pa, saat ini aku sedang berada didepan makam Mu yang masih basah,
Bunga nya masih segar,
Aroma wangian-wangiannya masih jelas terasa..
Didepan makam Mu Aku berfoto..
Ya, hanya Aku dan saudara perempuanku.
Lalu, mereka pun pergi..
Kini hanya tingggal aku yang menangisi kepergianmu..
Tak beberapa lama, aku memasuki lorong rumah..
Hampa, gelap, kosong dan tak ada orang sama sekali..
Semua benar-benar terasa sunyi..
Aku memanggil namamu “PAPA”
Didekat pintu menuju kamar mu,
Aku menemukan sepasang sandal indian bewarna coklat yang biasa kau kenakan..
Aku terus mencari mu berharap kau masih ada..
Aku menelusuri bilik mu,
Ku pikir hari ini adalah hari kamis
Mungkin kau akan meletakkan pakaiamu dibilik lalu duduk di depan jendela seperti yang biasa kau lakukan setiap hari..tapi tidak sama sekali.
Aku tak menemukan siapa-siapa..
Di bilikmu, hanya ada gantungan jeket kulit bewarna coklat hitam yang biasa kau kenakan..
Kali ini,
Terang cahaya, berkilau nya pagi bukan lagi suatu keindahan..
Sembari, Aku kembali berteriak memanggil namamu,
Mencari Mu di setiap sudut ruangan berharap kau masih ada,
Teriakan Ku semakin keras, Aku pun mulai menangis.
Lalu, Aku pun keluar dari bilik Mu,
Langkah kian gemulai, rasa putus asa semakin besar,
Tiba-tiba...Aku melihat Mu,
Dibalik tirai jendela, Kau sedang membaca sesuatu..
Saat itu kau terlihat anggun dengan baju batik coklat kuning yang kau kenakan.
Tak lupa dengan peci hitam yang menghias di dikepalamu.
Kau begitu bercahaya..
Apakah Aku bermimpi saat Aku masih bisa melihatmu?
Tak lama, Aku mendekatimu..
Aku meminta maaf atas semua kesalahanku..
Lalu kau pun menjulurkan tangan dan mengusap kepalaku..
Hanya itu, lalu semua berlalu.
Aku tersadar.. Dan ini hanyalah mimpi..
Kepergianmu tak benar- banar nyata..
Sungguh, Aku pun bahagia..
Lalu, Aku pun menangis sekencang-kencangnya.
Membayangkan jika ini benar-benar terjadi..
Wallahuallah, “Semua milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya”
Terima kasih Tuhan..masih menyayangi Ku..
Terima kasih Tuhan, masih menjagakan kedua orang tuaku untuk Ku..
Terima kasih Tuhan, masih memanjangkan umur keduanya sehingga Aku pun masih mampu melihat wajah mereka..
Ampunilah setiap dosa nya..panjangkan lah umurnya..
Dan berikanlah keselamatan terhadap mereka didunia maupun diakhirat..
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

NOTE:
Ø  Sesekali cobalah untuk membayangkan orang yang paling kau sayangi.
Ø  Lalu bayangkan ketika orang yang paling kau sayangi sudah tiada
Ø  Apakah hari-hari mu akan seperti biasa atau gimana?
Ø  Jika telah selesai, tekadkan lah untuk selalu berbuat baik terhadap orang yang paling kau sayangi.


Padang, 18 Oktober 2017
Di suatu pagi yang kelam,
#FATMA ZAHRA


Tuesday 26 September 2017

Karena Pada Setiap Yang Kutemui, Aku Hanya Memegang Perkataannya

       Karena pada setiap yang kutemui, Aku hanya memegang perkataannya.
Kenapa? Karena kata adalah pisau teruncing, pisau tertajam yang dikeluarkan oleh lidah. Jika tidak pandai memainkan, cerocos sana sini, maka pasti tuannya lah yang akan celaka.
“Berhati-hatilah dalam berkata..!
Berkata mungkin sepele. anak kecil, remaja , dewasa bahkan tua sekali pun mampu melakukannya. Kenapa? Karena Setiap orang telah dikarunia kenikmatan untuk mampu mengeluarkan kata-kata. Hanya saja, Sebagian masih belum mampu mengalokasikan sesuai takarannya.
Menghina, mencaci, memaki, mengingkari janji, menyakiti merupakan wujud dari kata-kata. Hanya saja Ingatlah ! ketika sekali menyakiti, mungkin orang lain bisa memaafkan tetapi tidak untuk melupakan.
Aku selalu ingat, ketika ada orang yang mengucapkan janji, lalu mengingkarinya, Aku hanya membiarkan. Hingga suatu ketika Aku berpikir untuk pertama kalinya,  “tak apalah mungkin dia lupa, khilaf atau sebagainya”.  Kemudian yang kedua, Aku membiarkannya lagi. Lalu Aku berfikir, “mungkin dia sibuk sehingga lupa dengan apa yang telah diucapkannya”. Lalu yang ketiga, dia kembali mengingkari, lalu Aku pun kembali berfikir, tak apalah, mungkin ini adalah kali terakhir Aku mempercayainya. Lalu keempat, dia pun kembali menginkari. Aku pun berfikir, kesabaran ku telah habis. Kepecayaan ku telah termakan oleh manisnya janji yang dia lantunkan. Mulai saat ini, aku akan mendengar apa yang dia katakan, tapi tidak untuk mempercayainya, biarlah perkataannya berlalu seperti angin yang memberi sejuk lalu pergi dengan seketika.
Ingatlah! Setiap orang punya prinsip hidup yang selalu dipegang teguh. Mereka tak ingin ada seorang pun melampaui garis yang telah ditetapkannya. Jika terlewat, maka resiko akan ditanggung sendiri. Begitupun dalam hal berkata-kata. Jika telah mampu menggores luka, berdoa saja semoga orang yang kau lukai masih mampu untuk memaafkan.

Oleh karena itu, berhati-hati lah dalam berkata. Ucapkanlah yang baik-baik saja, hingga orang pun tak terluka karenanya.


Padang, 26 September 2017
By: Fatma Zahra

Monday 14 August 2017

Untuk Mu, Di 3 Tahun Yang Akan Datang…

Hei, semoga saja kau masih ingat ketika kita pertama bertemu..ketika janji  terpatri untuk saling menjaga. Ketika harapan dan impian terus berlanjut menguasai belahan raga. Ah , seperti nya kita terlalu konyol untuk saling memaksakan keinginan.  Terkadang seseorang dari kita mengukuhkan diri menjadi raja, sedang yang lain adalah prajurit yang selalu setia pada perintah si Raja. Terkadang kita memang saling mendominasi. Sama-sama keras kepala. Walau pada akhirnya harus ada yang kalah, menyerah ataupun tunduk dengan apa yang ditetapkan. Tapi tetap satu  keyakinan. Dengan  asumsi, yang benar, dialah yang akan menjadi the winner, dan yang kalah harus mengikuti yang menang.
Kisah  kita memang tak seperti orang kebanyakan. Yang bebas bertatap muka, Kapan pun dan dimana pun. Kita hanya insan paruh waktu. Seperempatnya hanya berhubungan dengan peralatan elektronik berbentuk persegi panjang. Jika pesan bersampaian, kita hanya menatap, lalu mengeja huruf-huruf sambil memikirkan makna tersembunyi dibaliknya. Kita memang  bodoh. Kita hanya berbaur dengan benda mati, yang kemudian tersenyum, lalu percaya seolah itu benar adanya. Jika saja logika bermain diatasnya, mungkin diantara kita tak ada yang mau melakoni sandiwara ini. Sedang, jika orang lain tahu,  mungkin mereka akan mentertawai bahkan mengejek dua insan tolol ini. Tapi untungnya, kita masih berpengang pada satu prinsip “kita adalah sakarang, esok dan selamanya… (semoga saja)
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, Semoga apa yang kita impikan tercapai. Walau usia telah termakan waktu, namun diantara kita tetap harus ada si “didik” yang tiada bosan untuk mengingatkan. Si “kritikus” yang selalu memberi masukan. Si “berber” yang selalu memecah tawa. Mungkin juga  gadis imut yang sering kau bilang sebagai si “pipi bayi” itu.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita punya cerita. Masing-masing kita pernah memberi luka, kecewa, sakit hati, dusta atau pun air mata. Pernah menyakiti, tersakiti, atau pun saling menyakitkan. Namun, anggaplah itu sebagai racun yang mesti dikeluarkan. Jika tidak, mungkin diantara kita harus terbunuh karena toxin yang dikandungnya. “kita adalah sakarang, esok dan selamanya”. Jika masalah menjerat, hendaklah kita mencari solusi diatasnya. Mungkin setidaknya, kita harus berani mempertaruhkan ego dibawah standar kepekaannya.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita mungkin se-sifat. Sama-sama pendendam, sama-sama pembenci hal yang tidak disuka, sensitivitas tinggi atau pun sifat negative lainnya.  Tapi setidaknya kita tahu, kita diciptakan tidak untuk saling menyakiti. Dan tidak boleh berlaku kekerasan diatasnya. Karena kita saling menjaga.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kau  pernah bercerita, seusai kuliah kau akan mencari kerja lalu menikahiku, sedang ketika aku menjadi istrimu, aku harus mengikuti kemana kau pergi. Lalu kita pun akan membeli rumah. Jika pundi-pundi dana belum mencukupi, sewa-lah jalan terbaiknya. Kita juga  pernah becerita tentang hak dan kewajiban suami atau pun istri, lalu bilk-bilik yang dipenuhi 4 bayi mungil nan imut. Jika lelaki akan kau ajak turun ke lapangan menggelindingi bola, sedang jika perempuan itu adalah tugasku untuk mendidiknya. Ah, khayalan yang terlalu jauh untuk remaja seusia kita. Namun, Tekadang itulah kehebatanmu, Melogikan  hal-hal yang dianggap sepele. memikirkan masalah yang masih berwujud misteri.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, terima kasih atas perhatian yang tiada berbalas dan kasih yang tiada berbatas. Terima kasih masih memberi senyum di bibir ini. Meski terkadang ada kerusuhan, setidaknya menjadikan kita lebih berarti.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, semoga kebaikan selalu menyertai. Impian dan harapan lekas terkabul. Dan disegerakan ke jenjang yang lebih halal…Aminnn..
#See you…
#I love you more and more….”Berber”
#You and Me always together (InsyaAllah)
#Don`t treasonable me..
#Let keeping trust..

Alahan Panjang, 1.29 a.m,  15 Agust 2017
#Fatma Zahra


Wednesday 3 May 2017

Jangan Pernah Menduakan Kepercayaan..

Jangan pernah menduakan kepercayaan..

Siapa yang paling pintar mengadu domba? Dialah yang mengingkari kepercayaan..
“ Ibarat bak menginjak paku, jika kaki telah menginjak paku, kaki  yang kedua tentu tak kan mau lagi. Bahkan lebih menghindar dan waspada”. Pun demikian, jangan bermain diatas kepercayaan, karena kepercayaan sesuatu yang berharga. Bahkan sekali pun digantikan emas permata, tak kan mampu menandingi nilainya.
Kepercayaan berurusan dengan hati. Kau pasti tau bagaimana hati kan?  Hati itu rapuh. Jika detinjau dari segi fisiologi, hati itu pusat metabolisme. Maka semua yang baik ataupun yang buruk akan diolah didalamnya. Begitupun bak kata ulama “ Hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila sang raja buruk maka akan buruk pula prajuritnya”. Begitulah keistimewaan hati. Hati akan berkuasa diatara seluk beluk jasmani dan rohani.  Jadi, jika hanya bermodal kepercayaan ketika bermain dengan hati jangan mendua diatasnya.
Kau mungkin pernah melihat negara yang ombang ambing diatas maraknya kekuasaan. Pemimpin yang tak lagi percaya kepada rakyat atau pun rakyat yang tak lagi percaya kepada pemimpin. Kau tau kenapa? Itu karena hati telah terkalahkan oleh pengkhianatan. Kepercayaan yang sedang teringkari.
Suatu hari kau mungkin bisa mengelabuhi insan bernyawa, baik dengan kata ataupun tingkah laku yang meyakinkan. Lalu, orang yang mempercayaimu hanya terdiam, mengiyakan, bahkan tersenyum. Ketika waktu yang tak diduga menunjukkan wujud aslinya, ketika masa yang tak kau hendaki menyapa, saat itulah semua kepercayaan akan hilang terhadapmu. kau mungkin tau, bagaimana sulitnya menjaga kepercayaan. Bahkan seorang teman pun akan rela mengurai air mata demi mempertahankan kepercayaan terhadap kawanannya.
Kepercayaan memang sepele. Jadi jangan dikira ketika kau telah berhasil merusaki kepercayaan, kepercayaan itu akan kembali lagi. Mungkin bisa, hanya saja butuh waktu bertahun-tahun. Mesti kau tau, ketika waktu itu, orang yang kau ingkari kepercayaannya akan tetap tersenyum kepadamu, mereka akan seperti biasa. Akan tetapi mulut dan hati tak lagi seimbang. Mulut bisa mengatakan “ya”, tetapi hati mengatakan “tidak”.
“ I will forgive, but I won`t forget and I hope you know you`ve lost my respect”
Hanya saja berpesan, ketika seseorang benar-benar mempercayaimu, jangan kau rusak kepercayaannya, jangan kau hancurkan mahkotanya. Jangan kau jadikan kepercayaan sebagai batu loncatan untuk memperoleh kemenangan pribadi. Ingat,
“Kepercayaan lebih erat simpul nya dari tali dan lebih membahayakan geriginya dari gergaji, jadi berhati-hatilah ketika bermain dengan ucap dan laku. Jangan memberanikan diri menduakan kepercayaan. Karena kau akan tau sendiri akibatnya bukan?

#FATMA ZAHRA
Padang, 3 Mai 2017



Saturday 8 April 2017

MENCIT

Edisi kecanduan setelah lama vakum dari dunia kepenulisan..

Mungkin inilah yang saya rasa. gara-gara tugas banyak yang berhubungan dengan laptop. Sebagai wadah  penghilang bosan, menulislah pelampiasannya.  Dan akhirnya, manusia semester 6 kembali menuliskan kata-kata.. kali ini tentang “MENCIT”
Mencit. Mungkin anda sudah mengetahui tentang mencit.awalnya, saya sangat geli dengan hewan kecil berbulu lembut ini. Jika tiap kali melihat senior-senior yang penelitian memegang mencit dalam hati selalu terbesit “ih jorok banget, ih baunya, mudah-mudahan saya tidak ada mata kuliah yang berkaitan dengan mencit”.
Hari-hari berlalu..kini adalah semester 6. Salah satu mata kuliahnya adalah farmakologi. Mau tak mau, tiap pratikum saya harus berhubungan dengan hewan kecil yang satu ini. Awalnya saya hanya melihat dari jauh. Tak lama kemudian saya mendekat. Saya memperhatikannya. Mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. “ah ternyata dia tidak mempunyai kaki saja. Ternyata juga memiliki tangan”. Begitulah asumsi saya. mencit bisa membersihkan tubuh dengan tangannya ataupun merapikan bulu-bulu dengan lidahnya. mencit adalah hewan yang penakut. Terbukti setiap saya memandang dalam kandangnya, hanya gerombolan-gerombolan kecil yang dibuat. Jika pun ada yang berjalan sendirian itupun hanya seper-bagian saja. Tempat gelap. Itulah yang disukai mencit.
            Praktikum pertama saya, diawali dengan pengenalan mencit. Banyak yang terpekik, terkejut ataupun tak berani memegang mencit. Sebagian ada yang digigit tangannya. Dan sebagian ada juga yang mengelus-ngelus bulu lembutnya. Entah apa yang terjadi, saya yang paling takut mencit, akhirnya sajya juga yang akhirnya berani memegang mencit. Yang lama-kelamaan ketagihan memegang bulunya. Kenapa tidak, setiap diusap-usap, mencit itu selalu melihatkan kepatuhannya. Dia tidak agresif atau pun meliarkan diri sekali pun.
            Mungkin pembaca sekalian tidak mengetahui. Bahwa mencit adalah hewan coba yang sangat besar jasanya bagi kehiudupan. Kenapa tidak? Karena dari mencit obat-obat baru ditemukan. Karena mencit hewan yang siap mati demi terselamatkannya manusia-manusia penghuni alam dari berbagai macam ancaman penyakit. Yang perlu diingat “mencit tidak sejelek yang kamu pikirkan kok :)
            Nah kamu, apa pengalaman kamu tentang mencit?


#FATMA ZAHRA


Wednesday 29 March 2017

Fakta Cowok yang Katanya Jarang Diketahui..


https://factman.wordpress.com/category/cow/

          Mm entah kenapa pas tadi lagi cerita-cerita, eh sepulang kuliahnya langsung kepikiran mau ngeblog tentang ini.  Entah ini hanya sekedar obrolan atau candaan belaka, tapi saya meyakini 75%. Masih kurang 25 % lagi ya..? Haha.. kalau itu sih lagi dipikir-pikir alias dicerna dulu , dan perlu penelitian yang lebih lanjut.. (ciee elah). Kata nya nih.. ini katanya lo, bukan kata saya..cowok ituu...

Ø  Lebih suka sama perempuan yang hampir mirip dengan pacarnya. Entah itu sifatnya, perilakunya, ataupun dari bentuk mimik wajah. Katanya sih, biar ngingatin sama pacarnya. (kalau gini bikin sakit hati juga ya, kalau ceweknya tau)
Ø  Yang kedua, jika ada kegiatan penting yang melibatkan cewek-cewek biasanya para cowok  sering berbohong. Atau sama sekali tak mengasih tau pacarnya. Kecuali dalam hal mendesak. Jika mereka tau pacarnya akan sakit hati atau apalah, baru segera mengasih tau. Kalau masih bisa disembunyiin, pasti disembunyiin juga. Kata nya sih, itu hal yang wajar. (Haha wajar darimana? jika saya diposisi itu, pasti cemburu terusJ, maklum saja lah yaJ)
Ø  Ini dalam hal jejaring sosial, para cowok hanya akan mem-follow orang yang dikenal dan di”sukai”. Kecuali jika orang itu berdampak buruk baginya. Menurut katanya nih, orang yang mem-follow semua orang atau hanya para cewek itu adalah seorang cowok playboy. (jadi para cewek hati-hati ajaJ)
Ø  Teman dekat mantan, adalah juru kunci keberadaan mantan. Entah mengapa mereka berkata seperti itu (Haha saya lagi berfikir juga). Tapi katanya itu lah kenyataannya.
Ø  Didepan cewek lain mungkin saja cowok marah-marah karena hal sepele. Tapi kalau udah nyangkut dengan pacarnya, pasti marahnya dapat diredam. Mungkin anda juga pernah mendengar tentang cowok egois. Ketika ditanya apakah dia seperti itu sama pacarnya, jawabannya hanya ini “Mana mungkin lah saya marah-marah sama dia, jika dia nangis atau ngambek, ntar saya lagi yang susah ngebujuknya” ( ternyata ada juga kelemahannya)

Sumber: cerita tadi pagi
Rabu, 29-03-2017

Thursday 16 March 2017

Karena Gosip itu Membakar, Bukan mendinginkan.


Karena gosip itu membakar, bukan mendinginkan.

“ aku kemaren liat dia begini..terus begitu..terus bla bla bla bla bla...(panjang lagi sambungannya)”

Emang apa untung ruginya bagi anda?  
Toh dia yang diceritain juga ngak akan ngeh.

Sering kali saya mendengar ucapan para teman tentang “gosip tetangga sebelah” siapa lagi coba kalau bukan orang yang tidak disukai. Jika para cewek sudah mulai merapat, kemudian mulai membuka mulut satu persatu,ujung-ujungnya adalah gosip. Didalamnya, semua cerita akan terkelupas habis dari akar hingga pucuknya. Memang, begitulah hobi para cewek,meski tak seluruhnya begitu.
Yang parahnya, kesalahan yang nampak hanya kesalahan orang lain. Sedang dia? Jangan tanya. Jika untuk menceritakan orang mau berlomba habis-habisan suara. Mau berdebat ataupun pukul meja demi diterimanya pendapat. Lalu dengan bangga nya memuji diri sendiri seperti tak ada salah. Seolah diri yang paling bersih, suci atau apalah sebagainya. Kalian pikir itu penting bagi yang mendengar? Toh orang yang kalian ceritakan, orang yang telah kalian makan bangkainya juga tidak akan ngeh. ditambah lagi kalian menanyakan pendapat tentang wacana yang telah kalian susun sedemikian rupa. Lalu kami pendengar harus menjawab apa? Coba pikirkan, sedang kami tak ada masalah dengan orang yang kalian ceritakan. Hubungan kami baik-baik saja, tak ada Talantuang dek ka naik ataupun tasingguang dek ka turun
Lalu bagaimana jika kalian menanyakan pendapat kepada kami. Apa kami harus menjawab dengan jujur “ Bahwa yang kalian lakukan itu hanya akan mempermalukan diri kalian sendiri dihadapan kami “ atau “kembali menabur minyak  pada wacana yang kalian  hidupkan agar asap semakin menyebar?” atau kami hanya “meng-iyakan-nya?”
Ketahuilah wahai sahabat, karena pada waktu itu kami sedang berada dalam dilema. Memilih antara meninggalkan atau masih berada dilingkaran perkumpulan. Kami masih menghormati kalian. Kami masih menganggap kalian sahabat. Yang kalian ceritakan tak lain adalah juga sahabat kami. Sahabat dimana kami sering bertatap muka atau pun berdiskusi tentang materi perkulihan. Kenapa harus kalian yang menilai? Lalu menceritakan kepada kami, toh kami juga tahu dengan sifatnya. Juga tahu dengan kepribadiannya. Dan kami rasa kami lebih dekat dibanding kalian. Kenapa kalian hanya bisa mengadili dia? Sedang kalian memenangkan diri sendiri dalam wacana itu.
Coba renungkan!!!!



#Fatma Zahra