Monday 9 July 2018

Sahabat Pelepas Sesak



            Sahabat”, mungkin kamu sudah tak asing lagi dengan kata ini. Setiap kamu pasti memilikinya. “Sahabat”, terkadang kamu mempercayai orang ini sebagai sesuatu yang memang tulus apa adanya. Tapi tidak sebagian. Ada yang berpura-pura, ada yang pelepas sesak, lalu pergi ketika urusannya selesai, atau ada juga yang bermanis muka diawal, lalu menusuk dari belakang. Semua itu tergantung dari pribadi masing-masing.
Sahabat”, mungkin orang ini akan selalu menemani hari-harimu. Tapi dalam hal tindakan bisa saja berbeda dengan kesehariannya. Nah, pada artikel ini akan dibahas mengenai sahabat pelepas sesak.
Mungkin, bukan satu atau dua orang lagi yang menjumpai kasus ini. Ya, ini adalah salah satu lika-liku nyata yang sering dijumpai dalam kehidupan. Awal-awalnya memang bersahabat. Cerita-cerita mulai terjalin, hingga curhatan pengalaman pribadi pun terekspos dengan sendirinya. Yang lebih parah, aib seseorang dari nol sampai ribuan lancar saja ketika berbicara. Nah, kalau udah begini, saya yakin, kamu pasti telah menganggap bahwa sahabat mu memang benar-benarlah baik. Ssstt…tapi tunggu dulu, jika dia pergi atau mengacuhkanmu ketika kamu sedang berada dalam kesulitan, berarti dia bukanlah orang yang baik, ataupun dia yang benar-benar kamu percaya dengan sengaja mengekspos keburukanmu didepan orang lain. Tentu, ini sungguh hal menjengkelkan yang membuatmu berkali-kali sakit hati. Mungkin dalam hati kamu akan menyalahkan diri karena kamu mempercayainya, ataupun kamu menyesali karena kamu menganggap bahwa dia memanglah sahabatmu. Namun, kenyataannya hanya nol belaka.
Sahabat yang benar-benar baik bukanlah dia yang siap sedia ketika diajak pergi. Bukan dia yang siap sedia ketika diajak bersenang-senang. Sahabat yang baik itu adalah orang yang selalu ada disatiap kita membutuhkan. Bukan disaat kebutuhannya selalu terpenuhi oleh kita. jika dia menghindar saat kita membutuhkan, maka dialah sahabat pelepas sesak.
Catatan penting, dalam bersahabat tidak usah menjelekkan orang lain dihadapanya ketika nanti kamu memilihnya sebagai sahabat. Toh suatu saat semua bisa saja berbalik kepada kamu. Sedang-sedang saja. Berlaku saja sesuai logika.

#FATMA ZAHRA
PADANG, 09 JULI 2018

Ditagih Hutang...


Mungkin judulnya agak terlalu ekstrim..Tapi, Ah sudahlah, ini memang kenyataan. Bisa berhutang, tapi pas mau membayar, ah pura-pura lupa, cuek bebek saja. Dalam hati “I don`t have debt
Sebenarnya saya bukan mau bercerita tentang itu. tapi ini cuma pengalaman aja. Dari beberapa orang yang pernah saya kanal, mungkin dari 15 hanya 1 orang yang ingat bahwa dia benar-benar berhutang yang lainnya? “ Ah, saya kan tidak pernah berhutang”. Mungkin bagi yang berhutang biasa saja. Entah karena efek kegemaran atau kebiasaan yang telah dilakukan berulang-ulang. Tapi anehnya, ketika lupa telah memiliki hutang, maunya eh malah meminjam lagi. terus lupa lagi.  Mungkin hal ini akan bertolak belakang ketika si peminjam hutang meminjamkan uangnya kepada orang lain.  Dia akan terus menangih sampai dia bisa memperoleh haknya itu  kembali. Bahkan dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal sekalipun, meski sebenarnya si peminjam tau bahwa itu hanya alasan semu.  
Dari beberapa kasus yang saya temui, kebanyakan orang yang dari awal sudah hitung-hitungan, sampai tengah atau akhir sekalipun akan tetap hitung-hitungan. Mungkin akan berbeda dengan orang yang berkata “ Sudah, biarin ajalah dulu, nanti akhir kita hitung, berapa bayarnya ntar kita bagi sama rata”, atau “ Ah, biarin aja lagi, uang segitu tidak akan membuat dia kayaJ
Kita boleh saja berhutang asal berniat mengembalikannya. Siapa tau orang yang menghutangi tersebut lagi butuh atau terdesak, tapi segan untuk meminta. Jangan berpura-pura tidak tahu ketika akan membayarJ. Ingat, terkadang mereka hanya segan untuk meminta, bukan karena benar-benar lupa..

#FATMA ZAHRA
PADANNG, 09 JULI 2018