Karena
pada setiap yang kutemui, Aku hanya memegang perkataannya.
Kenapa?
Karena kata adalah pisau teruncing, pisau tertajam yang dikeluarkan oleh lidah.
Jika tidak pandai memainkan, cerocos sana sini, maka pasti tuannya lah yang
akan celaka.
“Berhati-hatilah
dalam berkata..!
Berkata
mungkin sepele. anak kecil, remaja , dewasa bahkan tua sekali pun mampu
melakukannya. Kenapa? Karena Setiap orang telah dikarunia kenikmatan untuk
mampu mengeluarkan kata-kata. Hanya saja, Sebagian masih belum mampu mengalokasikan
sesuai takarannya.
Menghina,
mencaci, memaki, mengingkari janji, menyakiti merupakan wujud dari kata-kata. Hanya saja Ingatlah ! ketika sekali menyakiti, mungkin
orang lain bisa memaafkan tetapi tidak untuk melupakan.
Aku selalu
ingat, ketika ada orang yang mengucapkan janji, lalu mengingkarinya, Aku hanya
membiarkan. Hingga suatu ketika Aku berpikir untuk pertama kalinya, “tak apalah mungkin dia lupa, khilaf atau
sebagainya”. Kemudian yang kedua, Aku membiarkannya
lagi. Lalu Aku berfikir, “mungkin dia sibuk sehingga lupa dengan apa yang telah
diucapkannya”. Lalu yang ketiga, dia kembali mengingkari, lalu Aku pun kembali
berfikir, tak apalah, mungkin ini adalah kali terakhir Aku mempercayainya. Lalu
keempat, dia pun kembali menginkari. Aku pun berfikir, kesabaran ku telah
habis. Kepecayaan ku telah termakan oleh manisnya janji yang dia lantunkan.
Mulai saat ini, aku akan mendengar apa yang dia katakan, tapi tidak untuk
mempercayainya, biarlah perkataannya berlalu seperti angin yang memberi sejuk
lalu pergi dengan seketika.
Ingatlah!
Setiap orang punya prinsip hidup yang selalu dipegang teguh. Mereka tak ingin
ada seorang pun melampaui garis yang telah ditetapkannya. Jika terlewat, maka
resiko akan ditanggung sendiri. Begitupun dalam hal berkata-kata. Jika telah
mampu menggores luka, berdoa saja semoga orang yang kau lukai masih mampu untuk
memaafkan.
Oleh
karena itu, berhati-hati lah dalam berkata. Ucapkanlah yang baik-baik saja, hingga
orang pun tak terluka karenanya.
Padang, 26 September 2017
By: Fatma Zahra
No comments :
Post a Comment