Thursday 16 March 2017

Karena Gosip itu Membakar, Bukan mendinginkan.


Karena gosip itu membakar, bukan mendinginkan.

“ aku kemaren liat dia begini..terus begitu..terus bla bla bla bla bla...(panjang lagi sambungannya)”

Emang apa untung ruginya bagi anda?  
Toh dia yang diceritain juga ngak akan ngeh.

Sering kali saya mendengar ucapan para teman tentang “gosip tetangga sebelah” siapa lagi coba kalau bukan orang yang tidak disukai. Jika para cewek sudah mulai merapat, kemudian mulai membuka mulut satu persatu,ujung-ujungnya adalah gosip. Didalamnya, semua cerita akan terkelupas habis dari akar hingga pucuknya. Memang, begitulah hobi para cewek,meski tak seluruhnya begitu.
Yang parahnya, kesalahan yang nampak hanya kesalahan orang lain. Sedang dia? Jangan tanya. Jika untuk menceritakan orang mau berlomba habis-habisan suara. Mau berdebat ataupun pukul meja demi diterimanya pendapat. Lalu dengan bangga nya memuji diri sendiri seperti tak ada salah. Seolah diri yang paling bersih, suci atau apalah sebagainya. Kalian pikir itu penting bagi yang mendengar? Toh orang yang kalian ceritakan, orang yang telah kalian makan bangkainya juga tidak akan ngeh. ditambah lagi kalian menanyakan pendapat tentang wacana yang telah kalian susun sedemikian rupa. Lalu kami pendengar harus menjawab apa? Coba pikirkan, sedang kami tak ada masalah dengan orang yang kalian ceritakan. Hubungan kami baik-baik saja, tak ada Talantuang dek ka naik ataupun tasingguang dek ka turun
Lalu bagaimana jika kalian menanyakan pendapat kepada kami. Apa kami harus menjawab dengan jujur “ Bahwa yang kalian lakukan itu hanya akan mempermalukan diri kalian sendiri dihadapan kami “ atau “kembali menabur minyak  pada wacana yang kalian  hidupkan agar asap semakin menyebar?” atau kami hanya “meng-iyakan-nya?”
Ketahuilah wahai sahabat, karena pada waktu itu kami sedang berada dalam dilema. Memilih antara meninggalkan atau masih berada dilingkaran perkumpulan. Kami masih menghormati kalian. Kami masih menganggap kalian sahabat. Yang kalian ceritakan tak lain adalah juga sahabat kami. Sahabat dimana kami sering bertatap muka atau pun berdiskusi tentang materi perkulihan. Kenapa harus kalian yang menilai? Lalu menceritakan kepada kami, toh kami juga tahu dengan sifatnya. Juga tahu dengan kepribadiannya. Dan kami rasa kami lebih dekat dibanding kalian. Kenapa kalian hanya bisa mengadili dia? Sedang kalian memenangkan diri sendiri dalam wacana itu.
Coba renungkan!!!!



#Fatma Zahra

No comments :

Post a Comment