Tuesday 26 September 2017

Karena Pada Setiap Yang Kutemui, Aku Hanya Memegang Perkataannya

       Karena pada setiap yang kutemui, Aku hanya memegang perkataannya.
Kenapa? Karena kata adalah pisau teruncing, pisau tertajam yang dikeluarkan oleh lidah. Jika tidak pandai memainkan, cerocos sana sini, maka pasti tuannya lah yang akan celaka.
“Berhati-hatilah dalam berkata..!
Berkata mungkin sepele. anak kecil, remaja , dewasa bahkan tua sekali pun mampu melakukannya. Kenapa? Karena Setiap orang telah dikarunia kenikmatan untuk mampu mengeluarkan kata-kata. Hanya saja, Sebagian masih belum mampu mengalokasikan sesuai takarannya.
Menghina, mencaci, memaki, mengingkari janji, menyakiti merupakan wujud dari kata-kata. Hanya saja Ingatlah ! ketika sekali menyakiti, mungkin orang lain bisa memaafkan tetapi tidak untuk melupakan.
Aku selalu ingat, ketika ada orang yang mengucapkan janji, lalu mengingkarinya, Aku hanya membiarkan. Hingga suatu ketika Aku berpikir untuk pertama kalinya,  “tak apalah mungkin dia lupa, khilaf atau sebagainya”.  Kemudian yang kedua, Aku membiarkannya lagi. Lalu Aku berfikir, “mungkin dia sibuk sehingga lupa dengan apa yang telah diucapkannya”. Lalu yang ketiga, dia kembali mengingkari, lalu Aku pun kembali berfikir, tak apalah, mungkin ini adalah kali terakhir Aku mempercayainya. Lalu keempat, dia pun kembali menginkari. Aku pun berfikir, kesabaran ku telah habis. Kepecayaan ku telah termakan oleh manisnya janji yang dia lantunkan. Mulai saat ini, aku akan mendengar apa yang dia katakan, tapi tidak untuk mempercayainya, biarlah perkataannya berlalu seperti angin yang memberi sejuk lalu pergi dengan seketika.
Ingatlah! Setiap orang punya prinsip hidup yang selalu dipegang teguh. Mereka tak ingin ada seorang pun melampaui garis yang telah ditetapkannya. Jika terlewat, maka resiko akan ditanggung sendiri. Begitupun dalam hal berkata-kata. Jika telah mampu menggores luka, berdoa saja semoga orang yang kau lukai masih mampu untuk memaafkan.

Oleh karena itu, berhati-hati lah dalam berkata. Ucapkanlah yang baik-baik saja, hingga orang pun tak terluka karenanya.


Padang, 26 September 2017
By: Fatma Zahra