Friday 19 August 2016

Alahan Panjang, Negeri Tempat Ku Dibesarkan dan Danau Kembar Saksi Bisu Keberadaaan Ku

Alahan Panjang, Negeri Tempat Ku Dibesarkan
dan Danau Kembar Saksi Bisu Keberadaaan Ku

         
Gamb.Penampakan Alahan Panjang
  
Alahan panjang, mungkin banyak orang yang mendengar kata ini. Ya ini adalah salah satu negeri  di Kecematan Lembah Gumanti, tepat dimana Aku lahir  dan dibesarkan. Alahan Panjang adalah salah satu dari empat negeri yang berada dikecematan Lembah Gumanti  yang  luasnya sekitar 88,76 km2.  Secara keseluruhan Alahan Panjang dikelilingi oleh bukit-bukit yang yang keasriannya mulai terganggu saat sekarang ini. Mulai dari penebangan hutan , pembakaran hutan serta pembukaan lahan untuk wilayah pertanian. Memang, mayoritas penduduk Alahan Panjang ini adalah petani, meskipun ada yang pegawai namun  itu hanya beberapa.
            Pertanian di Alahan Panjang memang mendominasi, namun nasib mereka bukanlah seperti apa yang difikirkan oleh masyarakat umumnya. tahun ini , 2016 banyak petani-petani sukses Alahan Panjang yang mulai menampakkan wajudnya. Di akun social, aku pun bertindak sebagai pengamat, banyak penduduk Alahan  Panjang yang menulis dijaringan sosialnya dengan kata-kata yang berisi bangga jadi anak petani.
1.      “ bangga jadi anak petani”
2.      “awak iyo petani nyo diak, tapi walaupun baitu, hiduik wak makmur”( aku memang petani, tapi walaupun begitu hidupku makmur
Saat ini Aku hidup didesa yang mulai berkembang, yang pikiran masyarakatnya mulai maju dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi sayang, minat pribuminya masih banyak yang mementingkan keinginan orang tua untuk menjadi seorang petani, bahkan yang bahayanya, anak  yang kewajibannya menempuh pendidikan malah memilih sebagai petani, memang, di Alahan Panjang petani adalah salah satu profesi yang menjanjikan. Namun itu seketika, hanya saat hasil panen dan harga yang menggiurkan, namun jika telah murah sebagian besar masyarakatnya akan mengeluh.
yo sabana murah sadue galeh kini, tomat murah, bawang murah, jo a lah ka manyambuang hiuik ley go” (semua bahan jual murah, tomat murah, bawang murah, dengan apa akan menyambung hidup lagi)
Mungkin itu adalah segelintir kecil  keluhan dari masyarakat. Dan memang kedua tanaman diatas adalah tumbuhan mayoritas dinegeriku.
Di Alahan Panjang, hidup tak lah sesulit dinegeri orang.  Bersyukurlah Aku tumbuh dan dibesarkan dinegeri ini. Aku tak menemui orang yang mati kelaparan disini, aku hanya menemui prinsip masyarakat negeri alahan panjang yag masih dipegang teguh penduduk pribuminya.
“Selama raga masih mau bekerja, kau tak akan kelaparan”
Memang, sifat kemurah hatian sesama penghuni Alahan Panjang saat ini masih terjaga. Jika kita tak memiliki bawang untuk memasak, akan ada tetangga yang akan memberi, begitupun sebaliknya.
            “Ni, yo banyak panen kini yo ni, mintak bawang  gak 2 incek ni?” (ni, sekarang banyak panen ya, minta bawang 2 buah ni?)
            Sambil bercakap , lalu si uni pun akan memberi bawang, jumlahnya bukanlah 2 buah , namun biasa nya melebihi dari itu, seperti itu lah masyarakatku dengan sesamanya.
       


Gamb. Villa Danau Diatas
     Selain itu, negeriku terkenal dengan  tempat pariwisatanya, sebut saja danau diatas dan danau dibawah. 
Danau di Atas dan Danau Di Bawah adalah 2  buah danau yang berdekatan. Karena kedekatan dan keunikannya danau ini sering disebut sebagai danau kembar  jika ada pengunjung dari  Padang menuju kesini maka mereka akan berada diantara kedua danau tersebut. Bila melihat ke sebelah Kanan akan terlihat  Danau Di Atas dan jika melihat kesebelah kiri akan terlihat Danau di Bawah. Dan ini merupakan pusat objek wisata dikampungku. Nah, begini nih ceritanya.


Gamb. Danau Dibawah

Di zaman dahulu kala ada seorang niniak (Orang yang Sudah Tua) yang bernama Niniak Gadang Bahan yang kerjanya adalah Maarik kayu (membuat papan atau tonggak). Niniak ini sangatlah  unik,kenapa? Karena  badannya besar tinggi dan bahannya sebesar Nyiru. Bahan yang dimaksud di sini adalah beliungnya atau kampak (alat untuk menebang kayu dan membuat papan). Nyiru adalah tempat menempis beras. Setiap berangkat ke hutan niniak ini tidak lupa membawa beliungnya. Niniak ini makannya hanya sekali seminggu, tapi sekali makan 1 gantang. Untuk mendapatkan kayu atau papan yang bagus dia harus naik bukit atau hutan. Setelah beberapa hari dalam hutan dia akan pulang dengan membawa beberapa helai papan atau tonggak yang telah jadi dan membawa ke pasar untuk di jual. Dari hasil penjualan papan atau tonggak inilah dia menghidupkan keluarganya.
Pada suatu hari ketika niniak ini berangkat ke hutan, di tengah hutan tempat yang biasa dilewati, jalannya tertutup. Niniak ini kaget, kenapa ada makhluk yang menghambat jalannya. Makhluk ini sangatlah  besar sehingga menutup pemandangannya. Niniak berusaha  mengusirnya tapi makhluk ini tidak bergeming, malah  menyerang balik . Ternyata makhluk ini adalah seekor ular naga yang besar. Tidak bisa disangkal lagi darah pituah niniak moyang langsung mengalir ke seluruh tubuh niniak, katanya:
“lawan pantang dicari, basuo pantang dielakkan” (Lawan tidak di cari, kalau bertemu pantang mengelak)
Sehingga dengan adanya ini terjadilah perkelahian antara naga dan niniak gadang bahan. Naga melakukan penyerangan, Niniak Gadang Bahan tidak tinggal diam. Seluruh kemampuan yang dimiliki oleh niniak gadang Bahan di keluarkan. Beliung yang berada di tangan Niniak gadang Bahan bereaksi, dan memang Niniak Gadang Bahan sangat ahli memainkannya, tentu jurus-jurus silat yang sudah mendarah daging  tak lupa dikeluarkan. Akhirnya Naga betekuk lutut dan menyerah. Naga kehabisan darah karena sabetan beliaung Niniak Gadang Bahan. Kepala Naga Nyaris putus, darah mengalir dengan deras. Angku Niniak Gadang Bahan menarik naga  dan melempar dengan sekuat tenaga hingga sampai ke sebuah lembah.
Setelah berlangsung beberapa lama Angku Niniak Gadang Bahan mendatangi lembah tempat naga dilemparkan. Ternyata Niniak Gadang Bahan kaget, naga tersebut ternyata tidak mati, dia malah melambangkan badannya dengan posisi membentuk angka delapan, darah dari kepala ular tetap mengalir sehingga memerahkan daerah tersebut. Sehingga daerah ini menjadi tempat kunjungan yang manarik bagi Angku, dan juga orang-orang yang ada di sekitar itu. Tapi apa yang terjadi, lama-lama badan ular ini mulai tertimbun oleh tanah, dan diantara dua lingkaran ular itu tergenanglah air yang membentuk dua danau kecil. Lama kelamaan danau ini terus semakin besar, sehingga terbentuklah dua buah danau yang besar dan indah.
Kejadian inilah yang melatar belakangi terjadinya peristiwa tersebut. Sehingga dari dua danau tersebut dikenal juga dua nama daerah. Pertama adalah Lembah Gumanti, yang berasal dari kata “lembah nago nan mati” yaitu sekarang menjadi nama Kecamatan dari tempat kedua Danau ini dan tentu saja tempat Aku tinggal. Dan sebagian ada juga yang mengartikan “Lembah Nago nan Sakti”.
 Yang kedua adalah sebuah daerah yang bernama “Aia Sirah” (Air Merah). Di daerah ini terkenal dengan airnya yang merah. Konon ceritanya,  penyebab dari air di daerah itu merah adalah darah yang terus keluar dari kepala naga, karena sampai sekarang Naga tersebut masih hidup dan masih mengeluarkan darah. Ditambah lagi cerita antara Angku Niniak Gadang Bahan dan Naga pernah terjadi dialog, dan menghasilkan sebuah perjanjian yang berisi:
Satu kali setahun harus ada yang menjadi tumbal di danau ini
 Dan ini menjadi kebenaran oleh penduduk setempat, bila dalam satu waktu tertentu bila ada yang tenggelam di Danau ini, mereka kembali mengangkat legenda ini. Dan memang yang merasa anak cucu keturunan Angku Gadang Bahan merasa yakin bila mengharungi danau ini.
Itulah sekilas mengenai negeriku dan danau kembar yang menjadi saksi bisu aku  dilahirkan hingga mampu berlari diatas bumi gumanti.

By: Fatma Zahra
Alahan Panjang, Jum`at, 19 Agustus 2016
kunjungi jugafzahra97.blogspot.com

No comments :

Post a Comment