Wednesday, 7 November 2018

Imajinasi Semu

Sumber gambar: http://lifestyledezine.com
Dulu..aku bisa merangkai kata rindu tanpa aku harus memikirkannya. Aku mampu menulis bait puisi tanpa aku mengimajinasikannya. Semua waktu yang telah terbuang berlalu begitu cepat. Kini tinggal aku bersama waktu baruku dan masa depanku. Aku tak menyadari, entah kehidupan seperti apa, entah kehidupan bagaimana yang aku jalani di episode selanjutnya. Entah aku harus beku, entah aku harus cair, entah aku harus meleleh karenanya. Nikmat hidup memang sesuatu yang pantas aku syukuri, yang pantas aku hargai, bak diriku menghargai diriku sendiri. Tak ada yang bisa menyanggah, diriku adalah kebebasanku. Karena yakinlah, jika kau adalah aku, maka kau bukanlah orang yang suka dikekang karena perbuatan tingkahmu. Mungkin konyol jika dirimu masih mau berada di bawah perintah orang lain, siap siaga dengan rentetan kisah yang diperbuat orang lain. Hai bung, ini dunia, bukan tempat kau kekal didalamnya. “ dunia panggung sandiwara” kau tahu itu kan? Aku yakin, didalamnya , selama kau masih hidup didunia, kau pernah kan memainkan sandiwaranya? Entah sebagai pelaku antagonis, protagonis ataupun sebagai figuran. Aku harap kau hanya perlu memerankan protagonis. Kenapa? Karena jika kau memerankan antagonis , yakinlah, banyak yang tidak akan menyukaimu suatu saat. Ah, kau pikir aku orang yang benar? Kau pikir aku orang yang baij karena status ku selalu berkisah kebaikan? Kau salah besar bung. Justru terkadang dari tulisanku aku menyembunyikan keburukanku. Tapi, tak usah kau bertatap heran. Kau manusia kan? Sama juga sepertiku. Karena setiap manusia punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tinggal bagaimana mereka memainkannya. Yakinlah, setiap manusia, selama menginjak dunia fana ini akan selalu berusaha menutupi keburukannya, entah dengan berpura-pura baik atau hanya berperan sebagai topeng penutup wajah saja. Kita manusia tak akan kekal. Sifat juga tidak akan sama kekalnya. Ada saat dimana setiap yang bernyawa memikirkan tentang kebaikan, berpikir tentang bagaimana cara melakukannya, dengan usaha apa, dan cara apa yang meski ditempuh. Ah, jika aku memikirkan dunia terlalu kompleks permasalahannya. Aku sadar, terkadang otakku tak mampu mencernanya terlalu dalam. Terkadang semakin dicerna semakin sakit. Sulit. Aku sadar, aku hanya bisa memikirkan hal-hal sederhana. Seperti, bagaimana aku sekolah, bagaimana aku kuliah, melakukan kegiatan sehari- hari dan tentang bagaimana cara mengolah makanan. Aku tak pernah memikirkan bagaimana orang terdahulu bisa berhitung secepat kilat tanpa menggunakan kalkulator, bagaimana orang terdahulu berjalan ber-mil² tanpa kendaraan, ah, kurasa itu bukan ranah pengetahuanku. Aku sadar, meskipun aku berada didunia modern, tetapi pikiranku masih terlalu kuno untuk gadis seusiaku. Ah, ini hanya dunia. Ini adalah coretan yang tak aku pikirkan sebelumnya. Karena disini, hanya ada Aku, buku, pena dan handphone yang aku pegang saat ini....

#Imajinasi semu...
#Fatma Zahra...

No comments :

Post a Comment