Hi readers..
Kalian pernah ngak sih pas lagi
seminar proposal dihajar mati-matian sama pembahas? Dan pertanyaannya pun jauh
dari topik..?
Haha baiklah, kali ini saya akan
bercerita mengenai pengalamanku.
Ceritanya gini nih, pas lagi sempro
(Senin, 12 Maret 2018 jam 14.45) saya dihajar mati-matian sama pembahas
(mati-matian disini dalam tanda kutip lo, bukan mati langsung dikubur yaJ).
Saat itu judul proposal saya “ Isolasi Dan Identifikasi Bahan Kimia Obat (
BKO ) Dalam Krim Untuk Penyakit Kulit Dari Cina Yang Beredar Di Pasaran”.
Ada cerita unik dari sini. Yang mana
saya lebih sering diam ketimbang menjawab pertanyaan yang diberikan. Mungkin
saya akan sering ditegur karena senyum-senyum sendiri (padahal dasarnya emang
pe-senyum, itu kata teman saya lo J). Pas lagi seminar sangat menegangkan sekali, bahkan teman-teman yang berjejeran
menyaksikan seminar saya hari itu tak lagi terdengar suaranya meskipun saat itu
jumlah mereka lebih kurang 30-an (maklum, pembahasku merupakan dosen yang…gitu
dehJ).
Hingga pertanyaan yang dilemparkan kepada saya pun malah pembimbing saya yang
menjawab, by the way, thanks for buk Dira atas jawaban
terbaiknya, atas taruhan raga telah membela jawaban saya saat itu. Ada hal yang
berkesan saat seminar pertama ini, karena saya meneliti obat cina, eh malah
disuruh survey kekampung Cina mengenai brosur obat (maklum, obat yang saya teliti adalah
obat cina, hingga tulisan seluruhnya berbahasa cina). Dan karena hal ini pun,
saya akan sering diejek teman-teman “Hai Zahra, carilah artinya lagi, kalau ngak
pergilah kekampung cina, terus tanya-tanya sama mereka” oke, bawa senyum
ajaJ.
………………………..
Sempro berlalu. Kini tibalah saatnya
saya mulai mengaplikasikan penelitian saya. Ya sebelum penyusunan proposal,
tentu saya harus survey dulu mengenai tempat, bahan, serta alat yang dibutuhkan
untuk penelitian, tak lupa juga dengan jenis sampel yang digunakan. Survai bagi
saya bukanlah hal yang mudah. Mencari bahan-bahan kimia hilir mudik sungguh
melelahkan raga. Tentu yang pertama saya lakukan adalah survay harga. Kalian tahu
sendiri kan bagaimana harga dari bahan-bahan kimia? Tentu untuk mendapatkan
yang murninya juga harus mengeluarkan budget yang besar. Tak lupa dengan
surat-surat yang mesti diurus.
Okey, survey pertama saya membeli
sampel. sampel saya dapatkan disalah satu toko jamu yang berada didaerah pondok
padang. Saya juga pernah mensurvay diapotik-apotik Tarandam, tapi kemasannya
berbeda, tentu komposisi isinya juga akan berbeda. So, saya gunakan yang
didaerah pondok. Ada satu hal yang menarik, ketika membeli obat, teman saya
keceplosan bilang bahwa obat yang dibeli itu akan digunakan untuk penelitian,
mendengar perkataan itu, mood penjual obatnya langsung berubah. Ketika jual
beli hampir siap, dan barang hampir ditangan, eh penjualnya malah menarik ulr,
lalu pergi (pelajaran nih buat yang penelitian, “tidak usah katakan bahwa sampel untuk penelitian, cukup untuk obat
atau untuk dikomsumsi sajaJ
“) karena kejadian itu, pindah deh ngebelinya ketempat lain, tapi masih daerah
pondok. Setelah survey sampel, saya survai pelarut. Kebetulan saat itu saya harus membeli pelarut
etanol, methanol, etil asetat n-heksan,
aquadest serta kloroform. Sudah beberapa ditempat yang dikunjungi (Novalindo, Kimia Sari, Andeska Labolatory, Andalas
bangunan, Brataco, tanya ke bagian farmasi UNAND) ternyata tidak ada satupun yang murni, kecuali
kloroform. Ada yang murni, tapi harus
inden 3 bulan, dan harga yang ditawarkan pun sungguh membuat kantong kering. So , berarti harus balik lagi kekampus. “Kalian kan mengukurnya pakai alat, jika
pelarut tidak murni takutnya berpengaruh pada penelitian kalian, dan hasilnya
pun tidak akan akurat”, ujar dosen pembimbng. Jadi keesokan harinya terpaksa
lagi pergi ketempat yang sama. Ternyata jawabannya tetap sama. Tetap inden
dulu, dan pemesanannya harus pakai surat dari kampus. So, harus mengurus surat
lagi. Tanpa pikir panjang, Ah, sudahlah, pakai aja yang nonmurni dulu, toh
sebelum penelitian dimulai, kita mengadakan orientasi dulu.
Ketika waktu penelitian mulai
mendekat, saya juga harus mempersiapkan plat KLT. Dari survai yang telah dilakukan, ternyata
saya mendapatkan harga yang berbeda. Di Kimia Sari dan Novalindo harga nya 1
lembar 150.000, di Andeska 160.000 hingga pilihan pun jatuh ke Andalas Bangunan
yang menjual dengan harga Rp.140.000,00 untuk
1 lembar KLT. Tentu, 1 lembar KLT tidak akan mencukupi untuk penelitian. Karena
pertimbangan biaya, saya hanya ngebelinya 1 terlabih dahulu. Jika kurang
ditambah, itung-itung sayang dengan dana yang ada.
Selain KLT, saya juga menyurvai
mengenai harga KLT preparative. Nah pada KLT preparative ini, saya menemukan
harga 180.000 untuk 1 helainya. Berhubung dengan noda yang terbentuk dari hasil
pemisahan akan dikerok, maka diputuskanlah untuk membeli KLT preparativ dari
kaca. Saat itu kami sungguh kebingungan, bagaimana bisa kita membelinya, sedang
dari beberapa tempat yang disurvai tidak ada yang menjual dari kaca (tempat
yang disuvai: Novalindo, Kimia Sari, Andeska
Labolatory, Balai Kesehatan Gunung Pangilun Padang). Tanpa pikir panjang,
keesokan harinya diskusi lagi sama pembimbing. Saat itu dalam agenda, kami akan
melakukan penelitian di labolatorium BIOTA UNAND, karena disana telah tersedia
KLT preparative yang kami butuhkan untuk penelitian.
………………..
“Mujua dak dapek diraih, Malang indak
dapek diulak”, ketika waktu penelitian mulai mepet-mepetnya, eh orang
biotanya bilang malah ngak bisa kerja disana. “disini kerja khusus anak unand aja. Yang diluar ngak boleh kerja disini”.
Semakin panic. Keesokannya konsulitasi sama pembimbing lagi, “baiklah, besok
ibuk akan kesana”(dalam hati sedikit lega). Esoknya lagi si dosen bilang “eh ternyata emang ngak bisa kerja disana. Itu
udah peraturan barunya gitu”. Mm okelah. besok-besoknya ketemu sama abang
analis di biotanya. Dengan memasang wajah polos mengiba, meski dikata-katain,
tapi tetap aja sabar mengharap belas kasihan, hingga akhirnya dia pun tergerak
hatinya untuk menolong. “okelah, abang
akan menolong kalian, tapi dengan syarat, kalian beli silica gelnya disini,
kalian beli kacanya dari luar lalu bawa kesini. Tapi ingat yang kerja cuma abang
saja, Kalian tidak boleh kerja disini. Sekali lagi abang tegaskan, disini abang
hanya menolong”. Ah, sungguh kata-kata yang masih terngiang hingga
sekarang. Tapi demi skripsi tak apalah. Yang penting penelitian yang siap.
Dari survai tempat penelitian yang
telah dilakukan (Labolatorium Kopertis
Wilayah X, Balkes Gunung Pangilun, Labolatorium Kimia Unp Padang, Labolatorium
Biota Unand), akhirnya diputuskanlah
penelitian akan diadakan di Labolatorium Kopertis Wilayah X dan Labolatorium Kimia UNP Padang.
Perjalanan selama penelitian
tidaklah mudah. Ada suka duka yang terlewati. perasaan sedih, senang, gelisah,bosan,
galau, putus asa, lelah tentu ada. Sukanya, ada teman baru dari berbagai
universitas untuk bertukar pikiran. Ada analis yang begitu perhatiannya (terima
kasih untuk kenangan selama penelitianJ).
…………………..
Ketika penelitan telah usai, kini
tibalah untuk membuat bab IV dan V. okey. Semua telah usai. Tapi saat itu
alangkah sayangnya, sungguh malang sebenar malang. Pembimbing pertama saya
undur diri. Jadi saya harus sama siapa??? Ya, dialah pembahas saya tadi yang
meminta saya menerjemaahkan bahasa cina yang akan menjadi pembimbing peralihan
saya.
…………………...
Dua minggu lagi merupakan batas
akhir pengumpulan bahan skripsi. Tapi ada yang salah dengan skripsi saya. Ya saya
tidak menggunakan baku standar untuk pembanding
(karena sesuai anjuran pembimbing pertama saya, untuk pembanding hanya
menggunakan literature resmi). Dan alhasil, hasil yang didapat tidak ada yang
sesuai dengan literature. Mungkin sebab, karena keterbatasan literature atau kurang
teliti dalam pembacaan (maklum, data yang saya peroleh berupa spektrum sidik
jari infra red, dan untuk mendapatkan yang persis sungguh sangatlah susah). Melihat
hasil penelitian saya yang tidak pakai pembanding akhirnya pembimbing peralihan
saya dan pembimbing kedua saya diskusi bagaimana baiknya. Ada 3 saran yang
diajukan “tetap lanjutkan penulisan hasil penelitian ini, tapi hasilnya harus
akurat, tetap menggunakan penelitian ini tapi sampel diganti, atau ganti semua
judul penelitian namun harus mengulang proposal dari awal lagi”. Ah,
sungguh pilihan yang sulit saat itu.
Saat itupun aku harus bolak balik
menemui dosen pembimbing untuk kepastian skripsi saya. Alhasil 5 hari sebelum
hari terakhir penyerahan bahan seminar hasil
saya memutuskan “ tetap menggunakan penelitian ini tapi sampel diganti”.
Ya, sekarang saya tidak lagi menggunakan krim, tapi jamu. Untuk jamu sampel
yang saya gunakan saya browsing dari internet hingga akhirnya saya mendapatkan
1 jamu yang belum pernah ditelit sebelumnya. Hingga penelitian saya pun
akhirnya berjudul “Identifikasi Bahan
Kimia Obat (BKO) Deksametason Pada Jamu G Untuk Rematik Yang Beredar Di Pasaran”
………………………………
Keesokan
harinya saya langsung menemui dosen. Dan diapun menyetujui. Tapi untuk
pembanding disamakan dengan kepunyaan teman saya. Karena saat itu, adalah
saat-saat terjepit. hanya 4 hari lagi “The Power Of Kepepet, Selalu Ada Kekuatan
Ketika Lagi Genting-Gentingnya” Biasanya hanya 1 kekuatan, sekarang berkembang menjadi 10 kali lipatnya.
Alhasil setelah disetujui, saya langsung bergegas ke tempat penelitian hingga 3
hari berikutnya. Saya pun harus berkejar-kejaranan dengan waktu yang tak
seberapa. Ya. Tentu saat itu saya tidak lagi kebingugan dalam penelitian,
karena hal tersebut telah pernah saya lakukan sebelumnya. Usai kerja, malamnya saya
langsung mengedit skripsi saya, mulai dari mengubah bab I, bab Ii, bab III,
hingga memasukkan bab IV dan V. Alhasil, hari kamisnya penelitian saya siap. Dan malamnya saya begadang hingga pagi melengkapi
bahan skripsi saya. Akhirnya jam 9 pun saya siap dan langsung ngeprintnya. Sekitar
jam 10 pada hari Jum`at (13 juli 2018) saya langsung menemui dosen pembimbing
saya. Ternyata ujian belum cukup sampai disini. Masih ada beberapa yang salah. Masih
ada beberapa yang perlu diperbaiki. Hingga dosen saya pun menyuruh saya untuk
memperbaiki sesegera mungkin dan menemuinya tepat pada jam 2. Dan akhirnya jam
2 pun saya menemuinya dan langsung mendapat ACC darinya. Setelah itu saya
langsung menemui pembimbing 2 saya dan juga langsung ACC, begitu juga dengan Pembimbing
Akademik saya. Kini tiba saatnya
pemasukan bahan, tapi apa daya, bagian akademik menolak mentah-mentah skripsi
saya. “kamu udah terlambat ni masukinnya, ngak bisa sekarang lagi, kalau mau
ronde berikutny lagi”ujar bagian akademik. Walaupu saya telah memasang wajah yang
sedih amat, tapi apa daya dia tetap bersikeras pada keinginannya. “jika kamu
mau, silahkan tanya ke ketua prodi, apakah masih bisa atau ngak”. Dengan raut
kebingungan dan kecemasan, akhirnya dengan dorongan dan bantuan teman-teman
saya memiliki kekuatan lagi (terima kasih untuk teman-teman yang telah nungguin
dosen siap rapat hingga jam 4-an, juga buk if selaku kepala prodi yang telah mau
memasukkan bahan seminar hasil saya, sungguh pertolongan yang luar biasaJ).
Dan akhirnya, pada hari Rabu, 18 juli 2018 saya mengikuti seminar hasil.
…………………………..
Pada seminar hasil kali ini saya tak
lagi setegang seminar yang pertama, Alhamdulillah, hampir semua pertanyaan bisa
terjawab. Tapi ada yang unik dari sini, pembahas yang awalnya mencekam sekarang
berubah menjadi pembimbing yang sangat baik (Thanks for all). Selain itu
koreksi yang paling saya ingat adalah penulisan skripsi saya yang hanya
mengikuti kaedah penulisan saya sendiri, hingga bagian hasil dan pembahasan pun
disuruh ubah tatacara penulisannya. But, saya puas, karena saya telah mampu
melewatinya. Dan raga saya pun telah terbebas dari ujian berat.
……….
……………………
KOMPRE, merupakan waktu-waktu yang
menegangkan bagi saya. Saat itu saya harus berhadapan dengan 5 dosen, berbeda dengan
seminar-seminar sebelumnya yang hanya 4 dosen. Dikompre pun tidak hanya di uji
tentang penelitian yang telah dilakukan, tetapi juga dasar-dasar pelajaran yang
didapat selama S1 Farmasi. Ada satu hal yang saya pelajari setelah kompre. “Begitu banyak hal yang belum saya ketahui,
begitu rendah pengetahuan saya tentang farmasi, but, I promise, I break the
problem, and I give the better result” Aamiinn…Akhirnya, pada hari selasa, jam 15.30 tanggal
21 Agustus 2018, tepat sehari sebelum hari raya Idul Adha Saya pun meraih gelar
S. Farm. (FATMA ZAHRA S.FarmJ).
……..
……..
Terima
kasih banyak untuk:
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada saya sehingga saya bisa melewati semua tantangan-tantangan selama penelitian.
2. Kedua orang tua saya yang telah susah payah membiayai kehidupan dan biaya kuliah saya. Terima kasih atas jasa yang tidak terbalas serta support yang tiada batas.
3. Kedua adik saya yang mendorong saya untuk cepat tamat kuliah.
4. Seseorang yang telah begadang menemani saya bikin skripsi.
5. Semua sanak family yang terut menyemangati.S
6. Semua dosen yang telah membimbing dan membantu dalam proses perkuliahan.
7. Semua teman-teman yang telah menemani suka duka perjalanan saya.
8.Thanks for all, you give me a way to attain my dreamsJ
1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada saya sehingga saya bisa melewati semua tantangan-tantangan selama penelitian.
2. Kedua orang tua saya yang telah susah payah membiayai kehidupan dan biaya kuliah saya. Terima kasih atas jasa yang tidak terbalas serta support yang tiada batas.
3. Kedua adik saya yang mendorong saya untuk cepat tamat kuliah.
4. Seseorang yang telah begadang menemani saya bikin skripsi.
5. Semua sanak family yang terut menyemangati.S
6. Semua dosen yang telah membimbing dan membantu dalam proses perkuliahan.
7. Semua teman-teman yang telah menemani suka duka perjalanan saya.
8.Thanks for all, you give me a way to attain my dreamsJ
.....
(perkiraan biaya habis dari penelitian hingga wisuda: 10 juta).
..............
..............
No comments :
Post a Comment