Menikah…
Hmmm… sepertinya suatu pembahasan yang menarik ya 😉
Kali
ini Aku akan shering mengenai pernikahanku yang berjalan hampir 6 bulan.
Intro….
Aku
dan suami mulai pacaran saat kami kelas 1 SMA. Saat itu Aku berumur 18 tahun
dan Suami 17 tahun. Kami menikah saat Aku berumur 26 tahun dan Suami 25 tahun. Dari
awal pacaran sampai menikah total 9 tahun 10 bulan. Cukup lama bukan? 😆😆
Apakah
perjalanan pacaran kami mulus seperti jalan tol? Tentu tidak, Haha.. Bakal
panjang nih ceritanya. Awalnya mulus-mulus saja, sampai terselip dusta
diantaranya. Tapi, seolah kami pura-pura tidak tahu saja. Jarak? Siapa yang
percaya sama jarak? Tentu kalian tau maksudnya😉
Ah,
tapi sudah berlalu, lupakan saja.
Kita
bercerita yang Bahagia-bahagia saja😉
Aku
dan Suami memutuskan untuk menikah pada tanggal 28 Januari 2022, bertepatan
dengan hari Jumat. Kata orang-orang hari Jumat adalah hari terbaik untuk
menikah. Alhamdulillah, semua dilancarkan. Kami menikah di Mesjid Ummi Muaro Danau
Diatas, yang berjarak sekitar 7 Km dari rumahku dan 1 Km dari rumah Suami Ku. Kami
melaksanakannya seusai shalat jumat, yakni pukul 14.00. Acara berlangsung
khidmat, serah terima ijab kabul pun hanya dilakukan 1 kali, dan alhamdulillah
juga lancar.
Untuk
selanjutnya, acara resepsi dilakukan di dua tempat, di rumah Ku dan di rumah Suamiku. Dirumahku diadakan pada hari Minggu tanggal 30 Januari 2022, dan di rumah Suamiku pada hari Selasa, 2 Februari 2022.
Bagaimana
dengan kehidupan setelah menikah?
Kalian
pasti juga berpikiran, pas masih lajang pikirannya tentang menikah itu yang
indah-indah saja, semacam asik ntar tinggal di rumah sama si yayang, hidup pasti
berasa kayak di surga, mau ngapa-ngapain udah halal. Tapi, ternyata
ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.
Setidaknya
ada 3 hal besar yang akan berubah setelah kita menikah, yaitu, hubungan dengan
pasangan, dengan lingkungan dan keluarga besar termasuk keluarga pasangan. Kemudian
keuangan, dan perubahan terhadap diri sendiri, bagaimana kita memandang diri
sendiri dan bagaimana lingkungan memandang kita.
Waduh
kok berat yah? Iyaa, beda dengan saat kita single yang cuma bawa nama sendiri,
kalau udah menikah maka otomatis kita menjadi seseorang dengan embel-embel.
Istrinya si anu, menantunya si anu, kadang tanpa sadar kita pun memiliki ekspektasi tertentu sama
diri sendiri.
Pengalaman selama hampir 6 bulan ini, alhamdulillah masih aman terkendali. Meskipun ada masalah kecil yang menyelimuti, alhamdulillah juga teratasi. Untuk rezeki, alhamdulillah sampai saat ini masih belum mengalami kekurangan bararti. Walaupun harga kebutuhan pokok melambung tinggi, alhamdulillah masih bisa makan dengan sambal terasi.
Ada salah satu nasihat yang berkata
seperti ini :
“Pilihlah seseorang yang lebih baik daripada anda sebagai pasangan. Anda tidak hanya membutuhkan seseorang yang mencintai anda apa adanya. Anda membutuhkan seseorang yang membantu anda untuk tumbuh hari demi hari.
Cinta sejati adalah kekaguman, itu sebabnya pasangan yang anda pilih harus memiliki sifat-sifat yang kurang dari anda. Jika keduanya berkomitmen untuk saling membantu tumbuh, mereka akan menganggap periode badai dari hubungan sebagai peluang untuk tumbuh bersama.
Itulah sebabnya orang yang tepat untuk anda bukan hanya orang yang menerima anda, tetapi orang yang membuat anda mengembangkan potensi penuh anda dalam kehidupan ini." (https://formyselfkakao.quora.com/)
FATMA
ZAHRA
Selasa, 12
Juli 2022
14.42