Aku tak tau masa depan ku siapa. Entah kau yang beribu kata atau dia yang secuil makna. Entah kau yang selalu menemani, atau dia yang hadir tanpa sangka.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah sedikit memberi ruang untuk kebebasan ku? Ya, aku tak suka dikekang, apalagi diatur dengan embel-embel demi kebaikan. Aku punya ruang sendiri. Aku punya seberkas sifat yang hanya kumaknai sendiri.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah kau tidak terlalu mengobar janji? Bisakah kau untuk tidak membawa ku melangit lalu menghempas serendah-rendahnya? Ya, Aku paling tidak suka dengan itu, Aku tidak perlu janji. jika kau tidak mampu mewujudkan jadi nyata, biarkan saja seperti air berlalu
Tidak usah terlampau berkoar. Karena itu nanti akan merendahkan didepanku. Percuma berjanji, jika masih ada celah untuk mengingkari. Berhati-hatilah, terutama untuk kata yang mudah terucap. Kau tau? Hal itu sungguh membuat ku ifiel dan ingin membuatku menjauh. Bahkan terparahnya aku bisa membencimu.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah untuk selalu berperilaku jujur? Aku tau, menerima kebohongan sungguh suatu yang menyakitkan. Siapapun itu, dan dimanapun itu pasti tak ingin mengalami. Aku yakin kau juga demikian. Mungkin saat kau jujur walaupun menyakitkan, itu akan lebih bisa diterima dibanding kau tau namun pura-pura tak tau seolah tiada terjadi apa, lalu semua tenggelam bak ditelan bumi. Atau kau sembunyikan beribu waktu, lalu ketika semua tenang, kau ungkap semua kebohonganmu. Ku mohon, jangan lakukan itu.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah untuk tak selalu mengukur sesuatu dengan uang? Ya, uang itu penting. Tapi jangan jadikan uang sebagai pembeli kebahagiaan. Jangan kau bekerja mati-matian lalu melupakan hak dan kewajiban untuk bersama keluargamu. Bagiku itu tidaklah penting. Bagi ku nanti, kebersaamaan dengan-mu itulah yang penting. Mempunyai uang memang wajib, tapi uang bukan lah segalanya. Kau lihat, betapa banyak keluarga diluar sana yang terpecah belah hanya karena uang. ber-uang sedikit tak apa, yang penting bahagia bisa tercipta.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah kau untuk tak selalu menghabiskan waktu dengan temanmu, terutama temanmu yang perempuan? Ya, Aku tak bermaksud untuk memisahkan apalagi membatasi. Tapi ketahuilah, saat kau dan Aku telah jadi kita, akan banyak jarak yang harus kau jauhi. Ingat, kau harus mampu menjaga hati agar tak yang ada tersakiti. Begitu pun aku. Kau lihat, betapa banyak diluar sana, yang sudah mempunyai pasangan, tapi masih mampu tebar pesona didepan wanita atau lelaki lain. Sungguh, memuakkan sekali.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah kau untuk tak menceritakan kepada siapa pun permasalahan yang terjadi didalam rumah kita? Ya, semua biarlah menjadi urusan kita. Kau tak perlu berkoar ke orang lain meski pun ada yang bertanya. Permasalahan diantara kita cukup kita yang tau, cukup kita yang pusing, dan cukup kita yang menyelesaikan. Karena, terkadang orang lain yang datang, hanya sebagai pembawa kayu bakar yang akan mempercepat kobarannya.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah kita untuk saling membantu, saling menjaga dan saling ada disaat membutuhkan? Ya, ku harap kita selalu ada dalam suka duka. Jika suatu hari, Aku atau pun kau menangis, ku harap keduanya tidak akan menjadi api, namun ada yang bersifat air sebagai penyejuk.
Jika nanti diantaranya adalah kamu, bisakah kau untuk jadi imam dalam shalatku, jadi pemimpin dalam do'aku, dan jadi pembangun dalam subuhku? Ya, ini selalu ku impikah. Hidup tidak selalu tentang dunia. Ada hal yang kekal yang akan kita tempuh. Aku yakin, dengan begitu, hati akan menjadi tentram. Percayalah, bagi seorang wanita, mampu melihat lelakinya shalat adalah suatu kehormatan yang sangat luar biasa.
Untuk engkau yang nanti kusebut masa depan, jadilah orang yang jujur, dapat dipercaya, selalu berbuat baik dan mampu menuntun pada kebaikan serta taat agama. Walau kau tak mampu memenuhi semuanya tapi cobalah untuk mencobanya secara bertahap. Aku pun begitu.
Sijunjung, Kamis, 18 Maret 2021
23.48
#Fatma Zahra
No comments :
Post a Comment