Monday, 11 May 2020

Jika Waktu Mu luang, Bermainlah ke "QUORA"

Hello teman-teman semua..😁
Semoga dalam keadaan yang baik-baik saja ya😁😁

Kali ini, Aku akan bahas mengenai Quora.


Bagi kalian yang suka sendirian, ngak ada aktivitas, atau ngak tau apa yang mau dilakuin, Aku nyarinin bangat untuk baca Quora. Menurutku Aplikasi Quora ini unik banget😁, beda  dengan aplikasi lain seperti fb, instagram, twitter yang banyak bangat status receh😁. Quora sendiri adalah situs pertukaran pengetahuan yang didirikan pada Juni 2009 dan diluncurkan pada tahap beta privat di bulan Desember 2009. Quora didirikan oleh Adam D’Angelo dan Charlie Cheever. Situs ini mulai dibuka untuk umum pada 21 Juni 2010. Quora mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya pada topik-topik tertentu dan memperbolehkan pengguna untuk ikut berkolaborasi dengan memberikan suara atau mengusulkan perbaikan jawaban (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Quora).

Jika kalian membaca situs ini, Aku yakin kalian akan banyak bangat dapat inspirasi, motivasi dan pengalaman-pengelaman unik yang tidak pernah kalian temui sebelumnya. Untuk penulis sendiri berasal dari berbagai kalangan dan berbagai profesi. Uniknya, di Quora ini, jika tidak ingin pribadimu dikenal, kamu bisa menggunakan fitur anonim. Akan tetapi selama yang pernah Aku baca, fitur Anonim kebanyakan digunakan oleh orang-orang yang tidak ingin pribadinya diketahui, orang-orang dengan masalah berat, dan orang-orang yang mempunyai kesalahan yang tidak ingin diketahui oleh orang yang bersangkutan. Tapi sejauh ini, selama Aku mengikuti, penilaiannya cukup bagus untuk aplikasi ini. Selain itu uniknya, setiap masalah yang diungkapkan oleh penulis, si pembaca tidak ada atau jarang sekali memojokkan si penulis, mereka lebih mengarah ke solusi dan bertukar pikiran.
Intinya, disini banyak bangat pertanyaan menarik dengan jawaban-jawaban yang menarik pula.

Jadi jika ingin bertukar pikiran dan menambah wawasan disinilah tempatnya “QUORA”.

Oh ya, baru-baru ini status Quora banyak yang trending di twitter lo😁. Ini, Aku ada beberapa topik yang menarik menurutku, untuk lebih lengkapnya  bisa dicek sendiri di aplikasi ya. (only promote 😁).












Note: maaf untuk penulis Quora yang statusnya Aku screenshot dan tidak diberi link, terima kasih untuk segala cerita dan inspirasi🙏🙏👍👍😁.


Alahan Panjang
01.35
Selasa, 12 Mai 2020




Saturday, 9 May 2020

Cemburu dan Kecewa Adalah Saudara Sedarah Penguras Hati

Ah..tiba-tiba teringat tulisan ini satu lagi😁😁
Ini aku bikin pada 20 Januari 2017🌹

Picture by: me😁🌹


Versi Asli lihat disini ya😁😁

Mengonsumsi' cemburu memang tidaklah semudah melumat buah-buahan kala kau kehausan. Kau harus menahan, kau harus menegar kala kabar tentang orang yang kau cintai memadu cerita dengan orang yang tak kau sukai. Tentu, dia yang membuatmu cemburu.

Cemburu, tentu saja sesuatu yang tak berwujud yang menguras pikiran, tenaga, bahkan semua pikiranmu. Kala rasa itu datang, hari-harimu tak lagi semenarik biasanya. Lalu, bad mood-lah yang menjadi teman.

Jangan ragukan hatimu, karena hari itu kata-katamu lah yang paling benar. Orang lain? Orang yang kau sukai? Orang yang kau cintai? Dialah benda yang akan menjadi pelampiasan kekecewaanmu 
  • Kala kau cemburu, lingkungan hanya benda mati yang menjadi masalah besar bagimu. Kau tak lagi mempedulikan seberapa kasarmu terhadap benda yang tak bermasalah. Hari-harimu yang lembut, kini hanya regangan yang mengukir urat-urat nadimu. Kekecewaan itulah yang kau rasakan
Memang, cemburu dan kecewa adalah saudara sedarah yang keduanya sama-sama menguras hati. Tiada cemburu tanpa kecewa. Karena kecewa adalah rasa yang datang seiring dengan munculnya cemburu. Rasa yang datang karena hati tak lagi dihargai. Rasa yang datang karena kepercayaan yang sedang teringkari. Rasa yang datang karena prinsip yang tak lagi saling mengikat.

Sesekali, bisa saja kau menghilangkan kecemburuan dengan memadatkan semua jadwal. Bercengkrama dengan teman, mengisi detak waktu dengan segenap rutinitas. Tapi alhasil, ketika sendirian kembali menyelimuti, rasa cemburu akan kembali menghagat sehangat-hangatnya.

  • Kadang kala kau sering mengartikan cemburu sebagai tanda tak cinta? Benarkah? Lalu kau pendam rapat-rapat semua kekecewaanmu hingga dirimulah yang paling mengerti akan rasamu.

Ah, sepertinya kau harus menarik perkataanmu tentang itu. Dengan mencemburui, berarti ada ketakutan yang bersemayam. Ya, takut akan kehilangan, takut akan rasa yang tiba-tiba saja berubah, bahkan takut ketika kau tiba-tiba saja menghilangkan jejak dari pandangan, bukan dari hati. Karena selagi kau masih hidup, tentu hati tak akan melupa. Hati dan otak tentu akan bekerjasama mengungkit memori yang telah berlalu, bahkan yang telah usang sekalipun. Itu tak terlepas dari yang tersayang. Meski pada akhirnya, kecemburuanmu sendiri yang menyiksa batinmu.
  • Lalu apa dan siapa yang bisa mengobati kecemburuan? Orang lain kah?
Bukan. Hanya dia yang membuat cemburulah yang mampu mengobati penyakit tanpa gejala itu. Sesekali, mungkin benci, kesal, kecewa bercampur aduk dalam benak. Kau melimpahkan kemarahan kepadanya. Kau mengeluarkan unek-unek sejadi-jadinya. Tapi sadarlah, orang yang benar-benar mencintaimu tak akan kembali mengataimu, atau pun membalas ocehanmu! Melainkan mencari cara mengembalikan rasa yang tanpa sadar membuatmu cemburu.

  • Yang perlu kau pegang: berpandailah mengendalikan rasa, karena cemburu memanglah tak semanis madu; akan tapi lebih pahit dari empedu; yang mungkin tiba-tiba saja tersingkir karena rasanya.  menjJadi,salinga  Bebaskan diri dari cemburu yang membuat sesak.

Berawal Dari Ukiran Aksara, Kita Berikrar Menjadi Sepasang Kekasih

Ah..tiba-tiba teringat tulisan yang Kutulis di hipwee beberapa tahun lalu. Dan, tiba-tiba saja jari-jariku tidak tahan untuk mengopas.. maka jadilah begini😁😁

Foto hanya sebagai pemanis😁🌹


Versi aslinya bisa dikunjungi di link ini ya..

Aku masih ingat senyum manis itu. Senyum pertama kali yang dilemparkan padaku didepan SD yang biasa ku lewati. Ya,,itulah senyum yang membuat otakku amnesia karena pancarannya. Dadaku berdetak, hingga punggungnya menghilang, Rasa itu masih terasa. Di penghujung jalan berliku, bayangan wajah dan pakaian yang dipakainya masih terekam jelas dilingkar memori. Dan aku menyimpulkan, senyum pertama memanglah menggoda, dan cerebrum pun tak bisa berdusta jika aku mulai mengaguminya.

MRC For School adalah sebuah acara yang menemukan Aku dengannya. Saat itu dia kelihatan sengit, seriusan, bahkan Aku tak mengenalnya. Dia hanyalah benda pathogen yang merasuk kedalam tubuhku. Hingga tubuhku tak mampu lagi menangkal radikal bebas yang dipancarkannya.
  • Kita bertemu dalam situasi yang cukup sacral, tak ada karangan yang memperindahan penghayatan, tak ada tawa yang mampu memecah heningnya pagi, meski bukti ilmiah dan referensi akurat menyatukan kita. Kita tak pernah berucap, namun hanya manatap dalam keterbatasan. Kita saling memaling seolah tak tau dengan hawa sekitar
Dikompetisi yang kita lakoni, kita masuk semifinal bersama, walau tak memegang prediket, namun kita masih bersyukur bisa berdiri ditengah orang-orang hebat menyampaikan karya tulis yang telah terlukis. Bersyukur dengan paparan radiasi yang berwujud pengalaman itu. Bersyukur bertemu wajah berseri penuh keseriusan. Bersyukur telah mampu mempertahankan pendapat dihadapan para mahajuri. Dan bersyukur karena Aku telah mengenalnya. Dan itu semua berawal dari ukiran aksara ilmiah yang telah diatur tatacara penulisannya.
  • Beberapa bulan berlalu, kita tak lagi seperti strangers, ada magnet yang menginduksi kita untuk menyatu. Ada ion negative dan ion positif yang mulai bereaksi. Dan kini interaksinya semakin kuat, hingga Akupun tersadar bahwa Aku telah falling in love dengannya.
Aku memang insan yang tak bisa mengungkapkan rasa, entah mengapa, saat dia berdiri dibelakangku, nilai EKG detak jantungku meningkat pesat, ada sinyal elektromagnetik yang merembes masuk kedalam pori kulitku, hingga laju adrenalin pun meningkat, seiring dengan rasa yang tenggelam dalam sanubari.

Dimoment yang penuh candaan dan situasi yang tak disangka, dia memberanikan diri mengungkapkan rasa. “Mau kah kau menjadi pacarku?” Ya, hanya sebatas itu. kembali, jantungku geger mendengar lisannya. Dengan beberapa etiologi yang dikemukakan, akupun dengan senang hati menerima “Expression of Love” yang diungkapkannya. Dan lagi, kali ini semua rongga tubuhku benar-benar diguncangnya. Denyut nadiku melompat-lompat saking bahagianya, hingga Aku pun lupa bahwa suatu saat dia pasti tersedak.
  • Kini, hari-hari kita lewati bersama. Kita tak lagi berwujud air dan minyak, namun kita adalah ‘emulsi’ yang sewaktu-waktu bisa saja mengendap karena kejenuhan
Banyak momen terselip yang kita lewati di celah nikmatnya fatamorgana. Kita pernah bercerita tentang malam, dan tentang angkuhnya pagi yang merenggut nikmatnya subuh. Kita menyiangi hamparan belukar untuk menanam sebuah kebun nirwana yang abadi. Kita pernah menempati qalbu untuk saling bertukar fikiran, meski kadang terselip tangis diantaranya. Kita juga pernah menaungi rumpun jalanan yang beku meski hanya di desa tercinta, ya itulah kita kala berperan sebagai sepasang sendal. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah kesederhanaan, yang mampu menjadikan kita saling introspeksi dan merajai cinta yang telah mengglobal dalam batin.
  • Kini.. kita tak lagi saling menatap, ada jarak pembatas diantara kita. orang-orang menamainya dengan “Long Distance Relationship”, tapi bersyukurlah, jarak telah menumbuhkan kerinduan diantara kita, jarak telah menuntun kita untuk saling memotivasi dari kejauhan dan berkembang sesuai dengan potensi. Meski banyak pertanyaan mengguncang, namun bersyukurlah, kita masih melebur dalam kegenapan, Walau hati tak bisa berdusta bahwa ada kebimbangan yang merasuk sukma, namun percayalah, dengan cinta kita akan mampu meraih dunia mengalahkan jarak dan waktu. Berdoalah, semoga esok, hari-hari kita lebih cerah, dan kita mampu tertawa diatas nikmatnya ciptaan Tuhan. Dan berjanjilah kita akan selalu bersama. Dan sekali lagi, berjanjilah untuk itu..