"Sebab ada bahagia yang harus kita jaga, dan cinta memiliki cara sendiri untuk bahagia. Bukankah bahagia itu adalah tentang bagaimana kita menciptakan dan menikmatinya???"
Detik bersamamu beberapa jam telah berlalu, namun hujan masih meninggalkan rintik-rintik manis yang jatuh manja dari atas tonggak-tonggak penyangga atap reok..
Sejenak kuhentikan langkah, tepat didepan pintu dimana
aku berdiri.. Akupun mulai menikmati tiap gerak dingin yang merasuk ke dalam
jantungku.
"Ah, dadaku selalu bergetar, setiap kali aku
memikirkan tentangmu."
Ada begitu banyak bahasa rahasia yang ingin disampaikan
oleh hujan.
Kuangkat wajah, membiarkan butiran-butiran bening itu
menyapu setiap bagiannya. Kelembutan pagi buta pun mulai terasa.
"Kamu tahu, kenapa aku menyukai hujan?"
kerena hujan tak sebatas menutupi luka, atau sebuah jeda
menumbuhkan segala rindu dalam dada.
Hujan adalah harapan, seperti kita yang tumbuh dari
segala harapan yang diturunkan oleh Tuhan. Hingga benih-benih cinta mulai
tumbuh subur di hati kita.
"Aku akan menunggumu!"
"Kenapa?"
"Sebab cinta membuatku percaya, tak ada alasan
untukku tak mencintaimu. Ia yang membawamu datang, dan ia pula yang akan mengajakmu
kembali pulang.
Hujan selalu dapat membawaku kepada rindu, kepada hangatnya suaramu di
ingatanku. Meski aku harus dengan tabah menahan gigilnya waktu. Namun satu yang
aku yakini, bahwa aku akan tetap bertahan demi semua yang telah kumiliki.
Segala rindu ini takkan sia-sia. Kelak ... pada senja dan hujan-hujan
berikutnya, aku akan dapat memelukmu tanpa jarak yang membuatku sesak. Hingga aku
bisa berlama-lama menikmati matamu yang tajam. Kamu tahu? Pada saat itu, matamu
akan lebih menarik dari hujan manapun, yang di dalamnya selalu kutemukan
harapan-harapan, serta masa depan yang begitu panjang.
Fatma Zahra
Padang, 18 Novomber 2015
Padang, 18 Novomber 2015
No comments :
Post a Comment