Monday, 7 September 2015

Rindu Si Rimbun


Rindu Si Rimbun
Oleh : Fatma Zahra

Hadirlah  pangeran sepi pembakar jiwa
Tak pandang bulu tancapkan sembilu keperihan
Semakin dalam dan semakin dalam lagi
Hingga ketumpulan  tak lagi terjamah
Aku terjebak alunan simfoni cinta
Haruskah ku tenggelam bersibak lumpur untuk tak mengingatnya?
Haruskah ku iris cahaya dalam terowongan kelam panjang itu?
Kurasa tidak..
Fakta  menyadarkanku dari imajinasi penyelimut fatamorgana
Setiaku masih bertahan untuk wajah yang sama; Si Rimbun
Kokoh nadinya  membuatku betah bersemayam lama dalam dekapnya
Kala ku disisi,
Nyaman, aman, damai itulah yang kurasa
Maka tak salah, dialah Si Rimbun,
Pemayung kala gerimis
Pelindung kala halilintar
Tapi lain sekarang,
Bumi pun terus  berpacu mengelilingi pusat sang surya
Hingga Si Rimbun pergi tinggalkan kampung halaman
menyusuri Sabang tuk menjejal ilmu raih warna hidup
Tak lupa  tinggalkan warisan berirama penghibur kala sedih
Serta  wasiat hati untuk tetap asri terjaga
Sekarang dia benar-benar hilang
Musnah dan  lenyap dari tatapan
Hingga manik-manik mata berserakan kala rindu menghampiri
Kemanakah kau?
Masih ingatkah kau denganku?
Gadis pendiam yang sering kau banggakan
Gadis pemalu yang sering kau usili karena kekanakannya?
Oh Si Rimbun,
Detik ini  Aku benar-benar merindukanmu..
Mohon dengarlah jeritan hati ini
Dari Aku, yang merindukan Si Rimbun

#FATMA ZAHRA

No comments :

Post a Comment