Kemah
Bakti Mahasiswa yang biasa disingkat dengan KBM merupakan ajang yang paling
menakutkan dikampus Ku, mengapa tidak ? saat mendengar kata KBM saja semuanya
udah gemetaran.
A:
“ Eh tem, bentar lagi KBM kan, Aku takut kali nih..”
B:
“ Ngapain harus takut?”
A:
“ Ini loo.. kata senior yang se-kosant denganku, pas KBM kita akan disiksa oleh para alumni dan
senior yang lainnya.”
B:
“ Mm.. emangnya waktu KBM para alumni datang?”
A:
“ Katanya sih gitu”
B:
“ Ya tenang ajalah, ngapain harus takut”
A:
“ Mm berani kali kamu mah”
B:
“ Ya..kita cuma ngikutin perintahnya aja, gampangkan, lagian waktu 3 hari juga
sebentar”
A:
“ Lah..itu kan kata kamu.”
B:
“ Ya, tenang sajalah”
Percakapan tersebut adalah percakapan yang sering saya dengar menjelang detik-detik KBM. Yang satu ketakutan sedang yang lain menguatkan.
Seminggu menjelang KBM, para mahasiswa baru angkatan 14 kelihatan sangat sibuk. Rapat-rapat mengenai KBM pun hampir setiap hari dilakukan. Tapi ada saja yang tidak datang. Hal itu tentu saja menimbulkan kemarahan senior yang berulangkali masuk memantau keadaan kami.
Senior
: “ Sekarang apakah kalian hadir semua?”
Junior
: (Hanya diam)
Senior
: “ Hei, sekarang apakah kalian hadir semua?”
Junior
: (Hanya diam)
Senior
:” Hei, kalian dengar ngak, ditanya jawab dong, jangan hanya nunduk. Hei !
kalian dengar ngak?”
Junior
:”Dengar bang” (dengan nada takut)
Senior
:” Kemana teman kalian? “
Junior
: “ Ngak tau bang.”
Senior
: (dengan nada tegas) “ Katanya kalian kompak, masa teman sendiri ngak tau,
dimana kekompakkan kalian”
Jika sudah seperti itu para junior akan sibuk mengecek masing-masing temannya yang ngak hadir, “ Hei, siapa sih yang ngak hadir?” pertanyaan itu pun akan muncul . sebagian hanya geleng-geleng kepala karena memang tidak tau.
Setelah pengecekan dari senior, rapatpun dimulai. Dalam rapat dibahas mengenai pembagian kelompok, alat yang akan dibawa, penampilan bakat kelompok, penampilan bakat dari angkatan 14, baju untuk kekompakan dan hal-hal yang berkaitan dengan itu. Rapatpun tak selesai dalam waktu beberapa jam, sehingga harus memakan beberapa hari.
Pada hari ke-3 menjelang keberangkatan, setelah pulang kuliah para junior sibuk untuk membincangkan mengenai penampilan angkatan. Karena waktu yang mepet, akhirnya diputuskan, penampilannya hanya sebuah lagu yang berjudul “SEMUA KARENA CINTA” diikuti dengan pemberian bunga kepada para senior dan alumni.
Karena masih banyak jam yang kosong, maka diputuskan juga untuk membagi sesuai dengan profinsi masing-masing, yang mana setiap profinsi akan menampilkan kebudayaannya. Dari pembagian maka diputuskanlah menjadi 5 profinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Riau, sedang Sumatra Selatan, Jawa, Kepri dan Samarinda bergabung karena jumlah yang sedikit. Setelah pembagian, setiap profinsipun bertanggung jawab atas penampilan bakat dari kelompoknya.
Kamis siang, selesai kuliah kami dikumpulkan dihalaman, disana dengan duduk bersila serta bersimpuh kamipun siap menjawab pertanyaan dari senior.
Senior
:” Gimana persiapan kalian, apakah kalian sudah siap untuk berangkat besok?”
Junior
:”(dengan serentak) siap”
Senior
: (dengan nada membentak)”siap?”
Junior
:”siap”
Seperti
biasa , saat dihalaman, kami pun harus
menghapal satu persatu dari nama teman kami, bagi yang tidak dapat akan disuruh
berdiri.
Senior
:” Hei kamu?”
Junior
: (hanya menunduk)
Senior
:” Teman sendiri masa ngak tau?, disini bukan hanya ilmu yang kalian kejar, tetapi juga kekompakan, siapa nama
temanmu itu? Sama teman seangkatan saja kalian tidak kenal, bagaimana dengan dengan kami?”
Itu
adalah kata lumrah yang sering kami dengar saat berbaris dilapangan.
Jam 4 kami dan para senior berkumpul diaula. Mereka menyuruh untuk mengumpulkan semua perlengkapan kbm hingga batas waktu jam setengah 7 malam. Dengan sibuk dan gesitnya semua para junior berlari mengambil perlengkapan kelompok masing-masing, mulai dari bahan makanan, kompor, galon, tikar, kain sarung, kayu bakar, senter, alat masak, serta yang lainnya.
Waktu pun menunjukkan jam setengah 9 malam, kami pun mulai berbaris kembali dihalaman. Bagi yang tidak memakai nametag, akan disuruh maju kedepan. Sebagai hukumannya, besok mereka harus membawa nametag sebanyak 5 buah. Sebelum pulang, masing-masing kelompok harus menemui kakak tendanya terlebih dahulu. Saya dan teman saya waktu itu masuk kelompok 3. Saat mencari kakak tenda ternyata kami salah orang. Setelah selesai berdebat dan dia tidak mau mengakui, akhirnya dia menunjukkan kepada kami kakak tenda kami yang sebenarnya. Kesalahan kami ini disebabkan karena nama aslinya tidak sesuai dengan nama kerennya..(hah..ternyata benar, kami memang salah orang).
Sebelum pulang kami pun merundingkan untuk berkumpul malam hari dirumah salah satu teman saya. Jam 22.30 saya pergi kerumahnya dijemput salah seorang teman saya. Disana kami memasak makanan untuk esok pagi. Setelah selesai, kamipun pulang dan istirahat serta mempersiapkan diri untuk esok pagi.
Bersambung…
nantikan kelanjutannya di KBM (Kemah Bakti Mahasiswa) Part 1
No comments :
Post a Comment