Monday, 14 August 2017

Untuk Mu, Di 3 Tahun Yang Akan Datang…

Hei, semoga saja kau masih ingat ketika kita pertama bertemu..ketika janji  terpatri untuk saling menjaga. Ketika harapan dan impian terus berlanjut menguasai belahan raga. Ah , seperti nya kita terlalu konyol untuk saling memaksakan keinginan.  Terkadang seseorang dari kita mengukuhkan diri menjadi raja, sedang yang lain adalah prajurit yang selalu setia pada perintah si Raja. Terkadang kita memang saling mendominasi. Sama-sama keras kepala. Walau pada akhirnya harus ada yang kalah, menyerah ataupun tunduk dengan apa yang ditetapkan. Tapi tetap satu  keyakinan. Dengan  asumsi, yang benar, dialah yang akan menjadi the winner, dan yang kalah harus mengikuti yang menang.
Kisah  kita memang tak seperti orang kebanyakan. Yang bebas bertatap muka, Kapan pun dan dimana pun. Kita hanya insan paruh waktu. Seperempatnya hanya berhubungan dengan peralatan elektronik berbentuk persegi panjang. Jika pesan bersampaian, kita hanya menatap, lalu mengeja huruf-huruf sambil memikirkan makna tersembunyi dibaliknya. Kita memang  bodoh. Kita hanya berbaur dengan benda mati, yang kemudian tersenyum, lalu percaya seolah itu benar adanya. Jika saja logika bermain diatasnya, mungkin diantara kita tak ada yang mau melakoni sandiwara ini. Sedang, jika orang lain tahu,  mungkin mereka akan mentertawai bahkan mengejek dua insan tolol ini. Tapi untungnya, kita masih berpengang pada satu prinsip “kita adalah sakarang, esok dan selamanya… (semoga saja)
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, Semoga apa yang kita impikan tercapai. Walau usia telah termakan waktu, namun diantara kita tetap harus ada si “didik” yang tiada bosan untuk mengingatkan. Si “kritikus” yang selalu memberi masukan. Si “berber” yang selalu memecah tawa. Mungkin juga  gadis imut yang sering kau bilang sebagai si “pipi bayi” itu.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita punya cerita. Masing-masing kita pernah memberi luka, kecewa, sakit hati, dusta atau pun air mata. Pernah menyakiti, tersakiti, atau pun saling menyakitkan. Namun, anggaplah itu sebagai racun yang mesti dikeluarkan. Jika tidak, mungkin diantara kita harus terbunuh karena toxin yang dikandungnya. “kita adalah sakarang, esok dan selamanya”. Jika masalah menjerat, hendaklah kita mencari solusi diatasnya. Mungkin setidaknya, kita harus berani mempertaruhkan ego dibawah standar kepekaannya.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita mungkin se-sifat. Sama-sama pendendam, sama-sama pembenci hal yang tidak disuka, sensitivitas tinggi atau pun sifat negative lainnya.  Tapi setidaknya kita tahu, kita diciptakan tidak untuk saling menyakiti. Dan tidak boleh berlaku kekerasan diatasnya. Karena kita saling menjaga.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kau  pernah bercerita, seusai kuliah kau akan mencari kerja lalu menikahiku, sedang ketika aku menjadi istrimu, aku harus mengikuti kemana kau pergi. Lalu kita pun akan membeli rumah. Jika pundi-pundi dana belum mencukupi, sewa-lah jalan terbaiknya. Kita juga  pernah becerita tentang hak dan kewajiban suami atau pun istri, lalu bilk-bilik yang dipenuhi 4 bayi mungil nan imut. Jika lelaki akan kau ajak turun ke lapangan menggelindingi bola, sedang jika perempuan itu adalah tugasku untuk mendidiknya. Ah, khayalan yang terlalu jauh untuk remaja seusia kita. Namun, Tekadang itulah kehebatanmu, Melogikan  hal-hal yang dianggap sepele. memikirkan masalah yang masih berwujud misteri.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, terima kasih atas perhatian yang tiada berbalas dan kasih yang tiada berbatas. Terima kasih masih memberi senyum di bibir ini. Meski terkadang ada kerusuhan, setidaknya menjadikan kita lebih berarti.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, semoga kebaikan selalu menyertai. Impian dan harapan lekas terkabul. Dan disegerakan ke jenjang yang lebih halal…Aminnn..
#See you…
#I love you more and more….”Berber”
#You and Me always together (InsyaAllah)
#Don`t treasonable me..
#Let keeping trust..

Alahan Panjang, 1.29 a.m,  15 Agust 2017
#Fatma Zahra