Hei, semoga saja kau masih ingat ketika kita pertama
bertemu..ketika janji terpatri untuk
saling menjaga. Ketika harapan dan impian terus berlanjut menguasai belahan
raga. Ah , seperti nya kita terlalu konyol untuk saling memaksakan keinginan. Terkadang seseorang dari kita mengukuhkan diri
menjadi raja, sedang yang lain adalah prajurit yang selalu setia pada perintah
si Raja. Terkadang kita memang saling mendominasi. Sama-sama keras kepala. Walau
pada akhirnya harus ada yang kalah, menyerah ataupun tunduk dengan apa yang
ditetapkan. Tapi tetap satu keyakinan. Dengan
asumsi, yang benar, dialah yang akan
menjadi the winner, dan yang kalah
harus mengikuti yang menang.
Kisah kita memang tak
seperti orang kebanyakan. Yang bebas bertatap muka, Kapan pun dan dimana pun. Kita
hanya insan paruh waktu. Seperempatnya hanya berhubungan dengan peralatan
elektronik berbentuk persegi panjang. Jika pesan bersampaian, kita hanya
menatap, lalu mengeja huruf-huruf sambil memikirkan makna tersembunyi
dibaliknya. Kita memang bodoh. Kita hanya
berbaur dengan benda mati, yang kemudian tersenyum, lalu percaya seolah itu
benar adanya. Jika saja logika bermain diatasnya, mungkin diantara kita tak ada
yang mau melakoni sandiwara ini. Sedang, jika orang lain tahu, mungkin mereka akan mentertawai bahkan
mengejek dua insan tolol ini. Tapi untungnya, kita masih berpengang pada satu
prinsip “kita adalah sakarang, esok dan
selamanya… (semoga saja)
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, Semoga apa yang kita impikan
tercapai. Walau usia telah termakan waktu, namun diantara kita tetap harus ada si
“didik” yang tiada bosan untuk mengingatkan. Si “kritikus” yang selalu memberi
masukan. Si “berber” yang selalu memecah tawa. Mungkin juga gadis imut yang sering kau bilang sebagai si “pipi
bayi” itu.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita punya cerita. Masing-masing
kita pernah memberi luka, kecewa, sakit hati, dusta atau pun air mata. Pernah
menyakiti, tersakiti, atau pun saling menyakitkan. Namun, anggaplah itu sebagai
racun yang mesti dikeluarkan. Jika tidak, mungkin diantara kita harus terbunuh karena
toxin yang dikandungnya. “kita adalah
sakarang, esok dan selamanya”. Jika masalah menjerat, hendaklah kita
mencari solusi diatasnya. Mungkin setidaknya, kita harus berani mempertaruhkan
ego dibawah standar kepekaannya.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kita mungkin se-sifat. Sama-sama
pendendam, sama-sama pembenci hal yang tidak disuka, sensitivitas tinggi atau
pun sifat negative lainnya. Tapi setidaknya
kita tahu, kita diciptakan tidak untuk saling menyakiti. Dan tidak boleh berlaku
kekerasan diatasnya. Karena kita saling menjaga.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, kau pernah bercerita, seusai kuliah kau akan
mencari kerja lalu menikahiku, sedang ketika aku menjadi istrimu, aku harus mengikuti
kemana kau pergi. Lalu kita pun akan membeli rumah. Jika pundi-pundi dana belum
mencukupi, sewa-lah jalan terbaiknya. Kita juga pernah becerita tentang hak dan kewajiban suami
atau pun istri, lalu bilk-bilik yang dipenuhi 4 bayi mungil nan imut. Jika lelaki
akan kau ajak turun ke lapangan menggelindingi bola, sedang jika perempuan itu
adalah tugasku untuk mendidiknya. Ah, khayalan yang terlalu jauh untuk remaja
seusia kita. Namun, Tekadang itulah kehebatanmu, Melogikan hal-hal yang dianggap sepele. memikirkan
masalah yang masih berwujud misteri.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, terima kasih atas
perhatian yang tiada berbalas dan kasih yang tiada berbatas. Terima kasih masih
memberi senyum di bibir ini. Meski terkadang ada kerusuhan, setidaknya
menjadikan kita lebih berarti.
Untukmu di 3 tahun yang akan datang, semoga kebaikan selalu
menyertai. Impian dan harapan lekas terkabul. Dan disegerakan ke jenjang yang lebih
halal…Aminnn..
#See you…
#I love you more and more….”Berber”
#You and Me always together (InsyaAllah)
#Don`t treasonable me..
#Let keeping trust..
Alahan Panjang, 1.29 a.m, 15 Agust 2017
#Fatma Zahra