Di
Alahan Panjang, dikenal dengan adanya istilah “jalang menjalang”, yaitu salah satu
tradisi masyarakat Alahan Panjang yang masih berlaku sampai saat sekarang ini.
Tradisi ini biasanya dimulai sesudah salat idul fitri selesai. Jalang menjalang
ini dimaksudkan untuk menyambung tali silaturrahmi dengan para sanak family.
Biasanya berlangsung hingga seminggu kedepan, ya ini tentu saja tergantung
dengan berapa banyak sanak saudara yang ada. Saat jalang menjalang, biasanya
tak lupa membawa rantang yang telah diisi dengan berbagai macam masakan.
Misalnya saja, kamaloyang, payaram, kue beking dan sejenis kue lebaran lainnya.
Biasanya
juga disertai dengan beras, dan sambal seperti ikan goreng, ayam goreng, telur
yang sudah dimasak dan sambal lainnya.
Nah tapi sekarang ini sudah mengalami sedikit pergesaran, jalang menjalang tak
lagi membawa sambal yang sudah dimasak, akan tetapi bahan-bahan seperti telur mentah, ikan sarden kaleng,
minyak goreng dan gula. Hal ini
dimaksudkan agar makanan atau pengisi rantang tadi bisa tahan lama dan tidak
cepat rusak dibandingkan makanan yang
telah dimasak. Hal ini juga bertujuan untuk memudahkan dalam menyiapkan bekal
untuk menjalang.Selain itu biasanya juga membawa "lamang". Sejenis makanan didalam talang dari beras siarang yang dicampur dengan gula dan bahan lainnya. Akan tetapi sekarang sudah sedikit peminatnya sehingga masyarakat di alahan panjang kurang tertarik dalam pembuatannya.
Nah
bercerita tentang jalang menjalang, pasti tak akan luput dari berbagai macam
hidangan. Mulai dari minuman pembuka hingga makanan penutup. Ketika para tamu
sudah didepan pintu, sang tuan ruman akan mempersilahkan tamunya masuk, tak
lupa dengan hidangan dan kue-kue yang telah terletak di toples nya
masing-masing. Kue pun bermacam jenisnya, mulai dari penyaram , pamaloyang, kue baking, kue
semprit, kue coklat , kue sagu bakar, kue kuping gajah dan sejenis kue lainnya.
Setelah selesai , piring dan seperagkatnya mulai dihidangkan , nah yang paling
sering ditemui di Alahan Panjang ini adalah sebagian besar masyarakatnya lebih
menyukai samba jariang. Meskipun tau
bahwa bau setelah mengosumsinya begitu menyengat.
Jariang
atau yang biasa disebut dengan jengkol adalah salah satu makanan yang terbilang
cukup khas di Alahan Panjang. Apalagi ditambah dengan lado kambuik, sejenis
cabe yang rasa nya lebih pedas dibanding cabe
biasa. Dan ini memungkinkan para pencicipnya merasakan sensasi yang luar
biasa meskipun pada akhirnya menimbulkan
aroma yang tak sedap dan merusak indra pembau.
Nah di hari lebaran kali ini, kedua sambal ini mendominasi.
Dari beberapa sumber yang saya telusuri, ternyata hampir sebagian besar rumah
masyarakat di Alahan Panjang pada
lebaran kali ini memasak sambal jariang dengan pengolahan yang beragam. Meskipun
tak dapat dipungkiri bahwa rendang adalah masakan utama yang tak bisa
dipisahkan dihari raya idul fitri bagi pribumi Alahan Panjang.
Nah
dari beberapa sumber yang didapat, ternyata jariang atau yang biasa disebut jengkol
ini bisa menyebabkan jengkolan. Hal ini disebabkan karena asam jengkolat yang
dikandungnya. Penyakit jengkolan biasanya diawali dengan rasa nyeri pada
pinggang , kemudian disusul dengan rasa nyeri dan melilit. Pada penderita
jengkolan basanya akan mengalami susah buang air kecil, kalaupun bisa, biasanya
hanya sedikit dan disertai dengan rasa sakit. Selain kerugian yang ditimbulkan,
juga ada beberapa keuntungan mengomsumsi jariang seperti yang ditelusuri pada Wikipedia
yaitu dapat mencegah diabetes dan
bersifat diuretic serta baik untuk kesahatan jantung..
Nah..jika telah selesai mencicipi makanan, maka tuan rumah pun akan menyalin “baban” yang telah dibawa para penjalang tadi. Dan setelah selesai bercakap dengan tuan rumah, para tamupun pulang kerumah masing-masing.
#Alahan Panjang, Jum`at 7 Juli 2016