Sunday, 10 July 2016

“Tradisi Jalang Manjalang Di Alahan Panjang"

Di Alahan Panjang, dikenal dengan adanya  istilah “jalang menjalang”, yaitu salah satu tradisi masyarakat Alahan Panjang yang masih berlaku sampai saat sekarang ini. Tradisi ini biasanya dimulai sesudah salat idul fitri selesai. Jalang menjalang ini dimaksudkan untuk menyambung tali silaturrahmi dengan para sanak family. Biasanya berlangsung hingga seminggu kedepan, ya ini tentu saja tergantung dengan berapa banyak sanak saudara yang ada. Saat jalang menjalang, biasanya tak lupa membawa rantang yang telah diisi dengan berbagai macam masakan. Misalnya saja, kamaloyang, payaram, kue beking dan sejenis kue lebaran lainnya.
Biasanya juga disertai dengan beras, dan sambal seperti ikan goreng, ayam goreng, telur yang sudah dimasak  dan sambal lainnya. Nah tapi sekarang ini sudah mengalami sedikit pergesaran, jalang menjalang tak lagi membawa sambal yang sudah dimasak, akan tetapi bahan-bahan  seperti telur mentah, ikan sarden kaleng, minyak goreng dan gula.  Hal ini dimaksudkan agar makanan atau pengisi rantang tadi bisa tahan lama dan tidak cepat rusak  dibandingkan makanan yang telah dimasak. Hal ini juga bertujuan untuk memudahkan dalam menyiapkan bekal untuk menjalang.Selain itu biasanya juga membawa "lamang". Sejenis makanan  didalam talang dari beras siarang yang dicampur dengan gula dan bahan lainnya. Akan tetapi sekarang sudah sedikit peminatnya sehingga masyarakat di alahan panjang kurang tertarik dalam pembuatannya.
Nah bercerita tentang jalang menjalang, pasti tak akan luput dari berbagai macam hidangan. Mulai dari minuman pembuka hingga makanan penutup. Ketika para tamu sudah didepan pintu, sang tuan ruman akan mempersilahkan tamunya masuk, tak lupa dengan hidangan dan kue-kue yang telah terletak di toples nya masing-masing. Kue pun bermacam jenisnya, mulai dari  penyaram , pamaloyang, kue baking, kue semprit, kue coklat , kue sagu bakar, kue kuping gajah dan sejenis kue lainnya. Setelah selesai , piring dan seperagkatnya mulai dihidangkan , nah yang paling sering ditemui di Alahan Panjang ini adalah sebagian besar masyarakatnya lebih menyukai samba jariang. Meskipun tau bahwa bau setelah mengosumsinya begitu menyengat.
Jariang atau yang biasa disebut dengan jengkol adalah salah satu makanan yang terbilang cukup khas di Alahan Panjang. Apalagi ditambah dengan lado kambuik, sejenis cabe yang rasa nya lebih pedas dibanding cabe  biasa. Dan ini memungkinkan para pencicipnya merasakan sensasi yang luar biasa meskipun pada akhirnya  menimbulkan aroma yang tak sedap dan merusak indra pembau.  Nah di hari lebaran kali ini, kedua sambal ini mendominasi.
Dari  beberapa sumber yang saya telusuri,  ternyata hampir sebagian besar rumah masyarakat di Alahan Panjang  pada lebaran kali ini memasak sambal jariang dengan pengolahan yang beragam. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa rendang adalah masakan utama yang tak bisa dipisahkan dihari raya idul fitri bagi pribumi Alahan Panjang.
Nah dari beberapa sumber yang didapat, ternyata jariang atau yang biasa disebut jengkol ini bisa menyebabkan jengkolan. Hal ini disebabkan karena asam jengkolat yang dikandungnya. Penyakit jengkolan biasanya diawali dengan rasa nyeri pada pinggang , kemudian disusul dengan rasa nyeri dan melilit. Pada penderita jengkolan basanya akan mengalami susah buang air kecil, kalaupun bisa, biasanya hanya sedikit dan disertai dengan rasa sakit. Selain kerugian yang ditimbulkan, juga ada beberapa keuntungan mengomsumsi jariang seperti yang ditelusuri  pada Wikipedia yaitu dapat mencegah diabetes dan  bersifat diuretic serta baik untuk kesahatan jantung..
Nah..jika telah selesai mencicipi makanan, maka tuan rumah pun akan menyalin “baban” yang telah dibawa para penjalang tadi. Dan setelah selesai bercakap dengan tuan rumah, para tamupun pulang kerumah masing-masing.
#Alahan Panjang, Jum`at 7 Juli 2016